Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PT PP rupanya tak ingin berkutat di pasar lokal. Saat ini, perusahaan pelat merah berencana melebarkan sayap bisnis hingga kawasan Asia Tenggara.
Sejauh ini, perkiraan realisasi ekspansi PT PP adalah tahun depan. Perusahaan berkode saham PTPP di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut mengincar negara Indochina antara lain Myanmar, Vietnam dan Kamboja.
Selain memperluas pasar, alasan PT PP melebarkan sayap karena pertimbangan risiko pasar. Siapa sangka, PT PP justru menyebutkan bisnis infrastruktur di dalam negeri memiliki risiko yang lebih besar. Makanya, pilihan negara mereka adalah negara dengan tingkat risiko bisnis yang mini.
Adapun faktor risiko bisnis di dalam negeri seperti hajatan pemilihan umum. "Di Indonesia proyek rentan krisis seperti musim politik empat tahuna, jadi kami mencari terobosan baru mencari market di ASEAN yang cocok buat bisnis kami," kata Lukman Hidayat Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk di Jakarta, Rabu (14/3).
Untuk memuluskan rencana tersebut, PT PP akan menempuh bebagai upaya. Mereka membuka peluang sama besar untuk posisi kontraktor maupun investor. Sementara proyek yang mereka incar berupa pembangunan jalan tol, gedung dan properti.
Perlu diketahui, niat PT PP bukan muncul tiba-tiba. Paling tidak, sejak enam bulan yang lalu PT PP telah melakukan kajian dari aspek kebudayaan, kebijakan pemerintah, bisnis dan penerimaan terhadap investor asing di negara yang dibidik.
Rencana PT PP selanjutnya adalah mendirikan institusi yang membawahi proyek tersebut. Mereka akan mengirimkan tim yang bertugas untuk mencari mitra bisnis dan melakukan survei langsung di lapangan.
Sambil mengawal rencana ekspansi ke luar negeri, PT PP menyediakan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar Rp 15 triliun pada tahun ini. Capex tersebut naik dua kali lipat lebih dibandingkan dengan dengan alokask tahun laly yang sebesar Rp 7 triliun.
Capex tahun 2018 tersebut untuk membiayai ekspansi PT PP dan semua anak perusahannya. "Kami telah mengambil langkah-langkah kerja untuk untuk menjadikan nilai capex tersebut, tutur Lukman.
Sepanjang tahun 2018 ini, PT PP mengaku telah mendapatkan empat kontrak baru untuk pembangunan jalan tol di Jawa. Target penyelesaian pembangunan proyek-proyek tersebut akhir tahun 2019.
Sementara target kontrak baru PT PP sepanjang tahun 2018 sebesar Rp 49 triliun. Asal tahu saja, angka tersebut naik sebesar 20% ketimbang realisasi kontrak baru tahun lalu. Mereka memburu aneka proyek dari sektor strategis seperti jalan tol, bendungan, pelabuhan, bandar udara serta sistem penyediaan air minum (SPAM).
Melihat rekam jejaknya, tahun lalu, PT PP membukukan pendapatan Rp 21,5 triliun atau tumbuh 31% year on year (yoy). Kalau laba besih mereka Rp 1,72 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News