kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

PTBA fokus kembangkan bisnis berbasis batubara


Senin, 02 Maret 2015 / 11:45 WIB
PTBA fokus kembangkan bisnis berbasis batubara
ILUSTRASI. BI Sebut Utang Luar Negeri Pemerintah Tetap Terkendali per Juli 2023. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Azis Husaini | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Harga batubara yang kini masih anjlok membuat PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus melakukan pengembangan bisnis. Produsen batubara milik negara ini ingin terus memperkuat bisnis independent power producers (IPP), gasifikasi batubara, dan pencairan batubara.

Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono menjelaskan, sejak 2012 yang lalu, PTBA sudah memprediksi bahwa harga komoditas di pasar ekspor akan turun. Karena itu PTBA sudah menyiapkan beberapa cara untuk menambah nilai batubara agar menjadi pendapatan baru.

Misalnya, akhir 2012  PTBA mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 3x10 Megawatt (MW) di Tanjung Enim, tepatnya di Mulut Tambang.

Memang produksi listrik dari pembangkit itu baru untuk memenuhi keperluan internal di lokasi tambang. Sebelumnya PTBA memakai listrik PLN. Tapi dengan produksi listrik tersebut, "Ongkos produksi energi 30% bisa kami kontrol," ujar Joko kepada KONTAN, pekan lalu.

Masih untuk kebutuhan internal, PTBA di 2013 kembali mengoperasikan PLTU 2x8 MW di Pelabuhan Tarahan. "Kami paham suatu hari pemerintah bakal menghapus subsidi listrik untuk industri, makanya kami bangun PLTU sendiri," ungkap Joko.

Setelah memenuhi kebutuhan listrik dari pembangkit milik sendiri, di tahun 2014 PTBA resmi masuk ke bisnis IPP dengan mendirikan PLTU 2x110 MW di Tanjung Enim.

Meski PLTU 2x110 MW sudah dibangun, hingga kini produksi listriknya belum terkoneksi ke dalam sistem kelistrikan PLN.

Namun, Joko mengungkapkan, pada semester I-2015, listrik sebanyak 2x100 MW itu akan mulai mengalir ke jaringan milik PLN. Adapun pasokan batubaranya sebanyak 1-1,5 juta ton per tahun.

PTBA yang sudah memenangkan tender pembangunan PLTU Mulut Tambang Sumatra Selatan 8 berkapasitas 2x620 MW, pada semester I-2015 ini akan segera memastikan financial close.

Jika dimulai tahun ini, maka proyek tersebut bisa beroperasi akhir 2018 atau awal 2019. "Kebutuhan batubaranya 5,4 juta ton, kami sudah siapkan dari tambang kami," ungkap Joko.

Selain itu, PTBA bersama dengan PLN dan Tenaga Nasional Berhad (TNB) tengah merancang proyek PLTU Riau berkapasitas 2x1.000 MW. Nantinya listrik sebanyak 1.000 MW akan diekspor ke Malaysia dan 1.000 MW untuk domestik. "Kami juga bangun PLTU dengan Inalum 1.000 MW-1.200 MW. Saat ini masih studi kelayakan," papar Joko.

Bikin kawasan industri

Tak hanya sektor pembangkit yang digarap, PTBA juga akan memastikan akuisisi 20%-30% saham Ignite Energy Resources Ltd pada semester I-2015.

PTBA mengakuisisi perusahaan Australia itu agar dapat membawa lisensi teknologi milik Ingnite yang bisa mengolah batubara menjadi bahan bakar minyak (BBM). Teknologi Ignite itu juga bisa mengubah batubara kalori rendah menjadi tinggi."Ini menjadi nilai tambah dari batubara kami yang 40% berkalori rendah untuk menjadi BBM," ungkap dia.

PTBA juga menggandeng Pupuk Sriwijaya membuat kajian gasifikasi alias bahan bakar untuk industri pupuk. "Dengan masuk ke beberapa sektor itu, kami akan optimasi pendapatan," kata Joko.

Dia menambahkan, PTBA juga sudah mengakuisisi 100% perusahaan kelapa sawit, PT Bumi Sawindo Permai (BSP) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada Oktober 2014. Nilai akuisisi perusahaan denganlahan seluas 8.500 hektare tersebut Rp 861 miliar.

Joko menceritakan, dari hasil penelitian, di bawah perkebunan sawit itu terdapat kandungan batubara dengan cadangan 500 juta ton. Cadangan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan proyek-proyek pembangkit terutama untuk PLTU Mulut Tambang Sumsel 9 dan 10 yang sedang proses tender. "Kami akan bangun kawasan industri berbasis energi di Tanjung Enim," kata Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×