kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.765   -140,56   -1,78%
  • KOMPAS100 1.196   -11,55   -0,96%
  • LQ45 976   -3,64   -0,37%
  • ISSI 227   -2,72   -1,19%
  • IDX30 498   -1,69   -0,34%
  • IDXHIDIV20 603   0,91   0,15%
  • IDX80 137   -0,61   -0,44%
  • IDXV30 141   0,42   0,30%
  • IDXQ30 167   0,25   0,15%

PTBA & Rajawali Tunjuk Tim Penilai


Jumat, 28 Juni 2013 / 07:20 WIB
PTBA & Rajawali Tunjuk Tim Penilai
ILUSTRASI. Kredit bank. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/18.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Amailia Putri

JAKARTA. Nasib proyek jalur kereta api milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Grup Rajawali, Bukit Asam Transpacific Railways (BATR), sedikit menemukan titik terang. Kedua korporasi ini telah menunjuk tim penilai independen untuk melakukan valuasi.

Milawarma, Direktur Utama Bukit Asam mengatakan, penilai independen itu diharapkan sudah bisa bekerja pada Juli 2013 mendatang. "Mudah-mudahan, tahun depan hasilnya sudah keluar dan kami sudah bisa mulai proyeknya," ujarnya, Kamis (27/6).

PTBA dan Rajawali Corporation memang telah menjalin kerjasama di bidang pertambangan dan jalur kereta pengangkutan batubara. Pada proyek ini, keduanya membentuk perusahaan patungan.

Pada proyek penambangan batubara, PTBA dan Rajawali melalui anak usahanya, Rajawali Asia Resources (RAR), membentuk PT Bukit Asam Bangko (BAB). PTBA menjadi pemilik saham mayoritas di proyek ini, yaitu 65%. Sisanya, dikempit RAR.

Sedangkan di proyek jalur kereta api, keduanya mendirikan PT Bukit Asam Transpacific Railways. Di proyek ini, RAR menjadi pemilik saham pengendali dengan porsi mencapai 90%. Sementara PTBA hanya menguasai 10% saham BATR.

Kedua proyek ini saling berkaitan. Nah, tim penilai independen yang telah ditunjuk akan melakukan valuasi ulang cadangan batubara BAB. Valuasi ini dilakukan untuk menghitung besaran modal yang harus disetor Rajawali. Pasalnya, konsesi di Bangko ini awalnya milik PTBA.

Sebenarnya, valuasi pernah dilakukan pada 2008 lalu. Ketika itu, tambang ini bernilai US$ 1,21 per ton. Total cadangan batubara yang terkandung ditaksir mencapai 400 juta ton. Dengan asumsi nilai ini, maka Rajawali harus menyetor sekitar US$ 169,4 juta dalam penyertaan BAB.

Target tercapai

Namun, masalah timbul ketika pemerintah mengeluarkan UU Nomor 4 tentang pertambangan Mineral dan Batubara. Aturan ini mengatur bahwa yang berhak melakukan kegiatan usaha penambangan adalah pemilik izin usaha pertambangan (IUP). Ketika itu, IUP masih atas nama PTBA, bukan BAB.

Hal ini membuat proyek BATR dan BAB mangkrak sekitar dua tahun. PTBA dan Rajawali bisa bernafas lega setelah pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 32 tentang pemindahan IUP dari PTBA menjadi BAB. Namun, PTBA dan Rajawali menilai, valuasi yang dibuat pada 2008 tetap harus diperbaharui.

Asal tahu saja, estimasi nilai proyek BATR mencapai US$ 1,3 juta sedangkan BAB US$ 700 juta. Sehingga total kedua proyek mencapai US$ 2 miliar. PTBA dan Rajawali telah memperoleh kesepakatan pendanaan dari sejumlah kreditur senilai US$ 1,8 miliar. Mereka adalah Bank of China, China Development Bank, China Exim, dan ICBC.

Kendati proyek jalur kereta api terhambat, hal ini tidak mempengaruhi proses pengangkutan batubara PTBA. Milawarma bilang, tahun ini, pihaknya akan kedatangan 36 lokomotif-40 lokomotif baru. Sehingga, kapasitas angkut akan bertambah. "Di Juli-Desember (2013), kapasitas angkut bisa 1,3 juta ton-1,4 juta ton per bulan," kata dia.

Sebelumnya, lanjut Milawarma, daya angkutnya hanya sekitar 300.000 ton per bulan. Oleh karena itu, ia optmistis, target penjualan akhir tahun tercapai, walaupun sampai Juni, realisasi penjualan belum separuhnya.

Tahun ini, PTBA menargetkan bisa menjual sekitar 21 juta ton batubara. Sebanyak 12 juta ton di antaranya dijual ke luar negeri. Dari jumlah itu, 8 juta ton berkalori tinggi. Sedangkan penjualan domestik sekitar 9 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×