Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - PT Puma Cat Indonesia yang sudah beroperasi tiga tahun di Indonesia masih akan fokus mengembangkan distribution channel daripada membangun pabrik di Indonesia.
Namun, bukan berarti manajemen tidak akan membangun pabrik. Saat ini, manajemen tengah mempelajari regulasi-regulasi, baik terkait direct selling maupun produksi di Indonesia.
Fajar Nugraha, Senior Executive Marketing PT Puma Cat Indonesia mengatakan, dalam jangka panjang perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk membangun pabrik di Indonesia sebagai basis produksi. Namun, dalam jangka pendek, perusahaan akan lebih fokus pada pengembangan gerai offline untuk memenuhi permintaan produk Puma di Indonesia.
“Kemungkinan pasti selalu ada, cuma rencananya setahap demi setahap. Sekarang kami baru kurang lebih tiga tahun dengan Puma Indonesia, jadi masih belajar soal regulasi dan lainnya. Untuk produksi dan selling direct kami ada izin bertahap yang prosesnya harus dilalui, tetapi untuk saat ini produk kami semuanya masih impor,” ujarnya kepada KONTAN, Jumat (15/9).
Menurut Fajar, untuk pasar Indonesia, seluruh produk masih diimpor dari berbagai pabrik di luar negeri. Namun tentu saja untuk menekan harga jual dan efisiensi ke depan, Puma Indonesia bakal berpikir untuk membangun pabrik sendiri di Indonesia.
Seperti diketahui, setelah lama menggunakan single distributor, akhirnya Puma menghandle sendiri penjualan produknya melalui PT Puma Cat Indonesia sejak tiga tahun terakhir.
Sejauh ini perusahaan sudah memiliki 27 gerai di seluruh Indonesia. Sampai akhir tahun, ditargetkan jumlah gerai Puma akan bertambah menjadi 30 gerai. Pada gerai yang ada tersebut, perusahaan menjual beragam produk yang dibedakan dalam dua kategori, yakni performance yang meliputi produk running training dan football, serta lifestyle.
Menurut Fajar, penjualan keduanya sejauh ini masih baik dan sesuai ekspektasi perusahaan. “Dua itu jalan barengan dan punya market masing-masing jadi berbeda. Performa baik itu running training dan footbal serta lifestyle itu kontribusinya bisa dibilang 50:50,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News