Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak lama lagi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) akan membawa anak usahanya, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) menggelar penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). TLKM berupaya membawa Mitratel melantai di bursa saham sebelum akhir tahun ini.
Vice President Corporate Communications Telkom Pujo Pramono mengungkapkan, dari sisi proses, rencana IPO Mitratel masih berjalan sesuai rencana dengan tetap mempertimbangkan kondisi market saat ini. Meski tanpa membeberkan secara rinci, tapi Pujo mengatakan bahwa Mitratel tengah bersiap untuk mengoptimalkan value creation selanjutnya, melalui aksi korporasi yang lebih besar lagi.
"Telkom tentunya akan melihat momentum yang tepat untuk melakukan IPO agar sesuai dan memenuhi ekspektasi pemegang saham dengan harapan dapat terlaksana sebelum akhir tahun 2021 ini," kata Pujo saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (28/9).
Sekarang ini, Mitratel telah memiliki lebih dari 28.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mitratel pun mempunyai persebaran lokasi menara telekomunikasi yang luas, baik di daerah perkotaan, pinggiran kota, maupun pedesaan.
Baca Juga: Telkom (TLKM) ingin bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital
Upaya Telkom Group melakukan konsolidasi untuk memperkuat posisi Mitratel di sektor industri menara telekomunikasi terus dilakukan. Salah satu upayanya ialah dengan mengalihkan 4.000 menara milik PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) ke Mitratel pada akhir Agustus 2021.
Menurut Pujo, langkah ini dilakukan untuk memperkuat portofolio menara telekomunikasi Telkom Group. Di samping juga memantapkan langkah Mitratel sebagai pemain tower terbesar di Indonesia, guna mendukung beragam kebutuhan yang tidak hanya bagi Telkom Group, tapi juga tenant lainnya.
Yang pasti, baik Telkom dan Telkomsel saat ini masih memiliki menara telekomunikasi yang dikelola masing-masing. "Namun TelkomGroup terbuka terhadap kemungkinan adanya konsolidasi menara lebih lanjut khususnya kepada Mitratel di kemudian hari, tentunya setelah adanya kajian lebih lanjut dari sisi strategis dan operasionalnya," kata Pujo.
Dia menegaskan, Telkom Group terbuka dan terus mengkaji segala peluang dan potensi untuk value creation setiap portofolio bisnis. Termasuk bisnis menara telekomunikasi yang masih akan terus berkembang ke depan.
"TelkomGroup melalui Mitratel ingin menjadi pemain utama di bisnis ini dan diharapkan hal tersebut dapat mendukung penguatan portofolio bisnis perusahaan," imbuh Pujo.
Dihubungi terpisah, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani melihat prospek yang menarik dari rencana IPO Mitratel. Dari sisi penguasaan menara, Mitratel menjadi salah satu, dari tiga leader sector di industri menara telekomunikasi bersama dengan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Kemudian dari sisi sebaran lokasi menara, Mitratel potensial untuk menjadi emiten yang menyediakan penyewaan menara telekomunikasi di daerah pedesaan (rural area). "Kalau kita melihat emiten sektor menara itu, semakin besar size company-nya semakin menarik, ini disebut economic of scale. (Menara Mitratel) segi lokasinya juga menarik, jadi ketika operator telekomunikasi mau ekspansi ke luar Jawa, mereka bisa gunakan jasa Mitratel juga," terang Hendriko.
Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, sebagian besar menara yang dialihkan dari Telkomsel ke Mitratel berada di luar Pulau Jawa. Dengan begitu, Mitratel dapat memfasilitasi para operator telekomunikasi yang tengah banyak melakukan ekspansi jaringan ke luar Jawa sehingga Mitratel dapat semakin memperluas basis pelanggannya.
Sejalan dengan kenaikan basis pelanggan tersebut, rasio penyewaan (tenancy ratio) menara Mitratel diharapkan akan semakin meningkat. Sebagai informasi, Mitratel membukukan pendapatan non-konsolidasi sebesar Rp 3,2 triliun pada semester I 2021 atau tumbuh 10,9% secara tahunan. Sementara margin EBITDA-nya meningkat menjadi 76,5% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 66,6%.
Selanjutnya: Penawaran saham di bursa masih marak, begini minat investor terhadap saham IPO
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News