kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pupuk Indonesia incar 51% perusahaan Australia


Jumat, 13 September 2013 / 07:04 WIB
ILUSTRASI. CEO Tesla Elon Musk.


Reporter: Maria Elga Ratri, Noverius Laoli | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Perusahaan asal Indonesia mulai mewujudkan rencana investasi peternakan di Australia. Salah satunya, PT Pupuk Indonesia Holding Company yang ditunjuk pemerintah Indonesia untuk berinvestasi peternakan, akan membeli perusahaan peternakan sapi di Australia bernama Acton Superbeef.


Rusman Heriawan, Wakil Menteri Pertanian, mengungkapkan, Pupuk Indonesia berniat membeli 51% saham perusahaan di Australia tersebut. "Pemilik lama Acton Superbeef masih akan memiliki saham 49% sehingga ada tanggung jawab mengembangkannya," kata Rusman saat ditemui KONTAN di kantornya, Rabu (11/9).


Niat untuk akuisisi perusahaan peternakan ini, menurut Rusman, sudah disambut baik oleh manajemen Acton Superbeef. Sebab, perusahaan tersebut akan mendapatkan jaminan pasar.


Sistemnya, sapi yang dikembangbiakkan di Australia akan masuk ke Indonesia sebagai sapi bakalan. Selanjutnya, sapi ini akan menjadi bibit penggemukan di Indonesia.


Menurut Rusman, kapasitas peternakan Acton Superbeef lebih dari 150.000 ekor per tahun. Jika berjalan lancar, Indonesia bakal surplus daging sapi dan bahkan bisa mengekspor daging sapi ke negara-negara di kawasan Timur Tengah. "Indonesia memiliki kekuatan sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia sehingga bakal lebih dipercaya jika mengekspor daging ke negara-negara Arab," kata Rusman.


Dahlan Iskan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menjelaskan, pemerintah memperkirakan kebutuhan dana untuk investasi peternakan sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun. Dahlan telah menugaskan dua BUMN, yakni PT Pupuk Indonesia dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).


Pembagiannya, PT Pupuk Indonesia akan membeli lahan skala besar sekitar 1 juta hektare (ha) dan RNI akan membeli lahan skala intensif. Lahan ternak yang dibeli di Australia, kata Dahlan, sudah beroperasi dan memiliki sistem manajemen yang baik. "Indonesia hanya membeli sahamnya," kata Dahlan.


Baik Rusman ataupun Dahlan berpendapat, Australia merupakan negara yang paling pas untuk tempat investasi di bidang peternakan. Negara Kanguru tersebut mampu menyediakan pasokan sapi bakalan, sapi siap potong maupun sapi induk alias sapi betina produktif.


Selain karena lokasinya yang cukup strategis, Indonesia juga menganut tidak bisa impor dari Brazil. "Langkah ini juga diambil karena Australia enggan investasi di sini," kata Rusman.


Dahlan menandaskan, secara ekonomi, berinvestasi peternakan sapi di Australia merupakan langkah tepat untuk mewujudkan program swasembada daging. Di Australia biaya pembiakan sapi masih murah. "Tapi untuk penggemukan, di Indonesia lebih murah," kata Dahlan



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×