kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.874   6,00   0,04%
  • IDX 7.304   108,86   1,51%
  • KOMPAS100 1.120   15,46   1,40%
  • LQ45 891   14,30   1,63%
  • ISSI 222   1,46   0,66%
  • IDX30 459   10,14   2,26%
  • IDXHIDIV20 553   13,36   2,47%
  • IDX80 129   1,41   1,11%
  • IDXV30 137   2,27   1,69%
  • IDXQ30 153   3,48   2,33%

Pusat perbelanjaan sudah kembali dibuka, karyawan dan pemilik toko masih sengsara


Jumat, 13 Agustus 2021 / 10:05 WIB
Pusat perbelanjaan sudah kembali dibuka, karyawan dan pemilik toko masih sengsara


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat Grosir Cililitan (PGC) Kramat Jati, Jakarta Timur tampak tidak terlalu ramai pada Kamis siang (12/8) setelah kembali beroperasi sejak beberapa waktu lalu. Jumlah pengunjung di dalam gedung bahkan hampir bisa dihitung dengan jari. 

Maklumlah, selain memang jumlah pengunjung gedung yang belum terlalu banyak, sebagian pengunjung yang datang tidak diizinkan memasuki gedung lantaran tidak dapat menunjukkan kartu vaksinasi Covid-19.

Seperti diketahui, pemerintah memang menetapkan kartu vaksinasi Covid-19 sebagai syarat bagi masyarakat yang ingin mengunjungi pusat perbelanjaan di masa uji coba pembukaan mall. Hal ini bertujuan untuk menekan risiko penularan Covid-19 pada masa perpanjangan PPKM hingga 16 Agustus 2021 mendatang.

Seolah mengetahui jumlah pengunjung yang sedikit,  sebagian pertokoan tampak masih tutup di area sudut-sudut pinggir dalam gedung. Toko-toko yang sudah buka  untuk melayani pembeli kebanyakan berada di area-area yang biasanya memang banyak dilalui pengunjung seperti dekat pintu masuk/keluar dan area dekat eskalator.

Baca Juga: Pemerintah masih sempurnakan roadmap hidup berdampingan dengan Covid-19

Kondisi aktivitas pusat perbelanjaan yang belum normal ini berdampak pada para tenant maupun karyawan toko. Ipit (37), karyawan sebuah toko gawai beserta aksesorisnya yang berlokasi di Lantai 3 PGC mengaku tidak berharap banyak dari kegiatan jaga toko yang dijalankannya.

Dari pendapatan yang ia dapat sehari-hari, ia hanya berharap bisa membeli kebutuhan pokok sehari-hari. “Minimal buat beli beraslah,” ujarnya singkat saat diwawancarai Kontan.co.id, Kamis (12/8).

Celetukan Ipit beralasan. Selain dari gaji tetap, sumber penghasilan Ipit juga berasal dari komisi yang ia dapatkan ketika  berhasil mencatatkan transaksi jual beli. Sayangnya, jumlah pengunjung yang ia layani kini tidak sebanyak biasanya.

Kalau dulu ia bisa mencatatkan 5 transaksi jual-beli dalam sehari saat sebelum penerapan PPKM level 4, kini ia merasa bahwa bisa mengempit satu transaksi jual-beli saja sudah syukur alhamdulillah. 

Di sisi lain, nilai transaksi per konsumen alias basket size para pelanggan juga menciut.Dahulu, tokonya bisa mengantongi untung atau laba hingga Rp 100.000 - Rp 200.000 per pelanggan. Kini, laba yang bisa dicatatkan dari  1 pelanggan hanya berkisar Rp 25.000 saja. “Peraturannya banyak, harus pakai vaksin, orang malas ke mall. Kalau bisa jangan terlalu banyak peraturanlah, pusing,” katanya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×