Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan putus nyambung antara Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air bukan yang pertama. Hal tersebut dinilai lantaran adanya konflik kepentingan.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan bahwa sebelumnya naik turunnya hubungan mereka saat Sriwijaya Air menolak pergantian direksi.
"Padahal kalau kami lihat sebetulnya wajar saja karena berniat membantu untuk menaruh orangnya di dalam. Hanya saja, balik lagi ternyata ada konflik kepentingan," ujarnya kepada kontan.co.id, Kamis (7/11).
Baca Juga: Yusril: Garuda-Sriwijaya jangan ada konflik kepentingan
Ia juga menilai sebetulnya untuk Garuda Indonesia ini secara kertas tidak membutuhkan Sriwijaya Air lantaran dari sisi layanan juga sudah memiliki kelas atas hingga bawah. Karenanya, dari sana ia menilai balik lagi pada siapa butuh siapa.
"Karena tidak mungkin semua poin bisa dimenangkan dan tidak semua poin bisa dilemahkan, jadi harus ada win-win solution," ujarnya.
Baca Juga: Luhut: Audit utang piutang Garuda-Sriwijaya berlangsung hingga 10 hari ke depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News