kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Putus nyambung Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air dinilai akibat konflik kepentingan


Kamis, 07 November 2019 / 22:07 WIB
Putus nyambung Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air dinilai akibat konflik kepentingan
Maximilianus Nico Demus. KONTAN/Fransiskus Simbolon/19/04/2016


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan putus nyambung antara Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air bukan yang pertama. Hal tersebut dinilai lantaran adanya konflik kepentingan.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan bahwa sebelumnya naik turunnya hubungan mereka saat Sriwijaya Air menolak pergantian direksi.

"Padahal kalau kami lihat sebetulnya wajar saja karena berniat membantu untuk menaruh orangnya di dalam. Hanya saja, balik lagi ternyata ada konflik kepentingan," ujarnya kepada kontan.co.id, Kamis (7/11).

Baca Juga: Yusril: Garuda-Sriwijaya jangan ada konflik kepentingan

Ia juga menilai sebetulnya untuk Garuda Indonesia ini secara kertas tidak membutuhkan Sriwijaya Air lantaran dari sisi layanan juga sudah memiliki kelas atas hingga bawah. Karenanya, dari sana ia menilai balik lagi pada siapa butuh siapa.

"Karena tidak mungkin semua poin bisa dimenangkan dan tidak semua poin bisa dilemahkan, jadi harus ada win-win solution," ujarnya.

Baca Juga: Luhut: Audit utang piutang Garuda-Sriwijaya berlangsung hingga 10 hari ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×