kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Rachmat Gobel ingin menyatukan Kadin


Sabtu, 14 November 2015 / 11:45 WIB
Rachmat Gobel ingin menyatukan Kadin


Reporter: Umar Idris | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan menyelenggarakan Musyawarah Nasional VII di Bandung, Jawa Barat pada 22-24 November 2015. Munas ini mengambil tema, "Memperkuat Daya Saing Ekonomi Nasional dan Daerah melalui Pembangunan Industri yang Kuat, inovatif, dan Berkelanjutan."

Adapun agenda utama Munas VII membuat rumusan program kerja strategis dan sekaligus memilih Ketua Umum Kadin periode lima tahun mendatang, menggantikan masa bhakti kepemimpinan Suryo Bambang Sulistio di Kadin pada 2010-2015 ini.

Munas VII Kadin direncanakan dibuka Presiden RI Joko Widodo. Sedikitnya, 2.000 orang terdiri dari peserta dan peninjau akan hadir di dalam acara.

Menjelang perhelatan Munas, beberapa nama muncul dalam bursa pencalonan Ketua Umum Kadin. Sejauh ini, tiga nama telah menyatakan kesediaan memimpin organisasi yang menghimpun para pengusaha di tanah air itu, di antaranya mantan Menteri Perdagangan RI dan juga pimpinan kelompok usaha Panasonic Gobel, Rachmat Gobel, kemudian Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan Roeslani, serta Ketua Komite Tetap Hubungan Kerjasama Lembaga Luar Negeri Kadin, Maxi Gunawan.

Rachmat Gobel menyatakan motivasi pencalonannya untuk membangun kemajuan Kadin. Selain itu, Rachmat ingin memprioritaskan persatuan Kadin, di samping sebagai mitra efektif dan kuat bagi pemerintah.

"Saya telah menyatakan maju dalam pencalonan ketua umum Kadin, dan akan menjadikan Kadin disegani baik di dalam negeri maupun di lingkungan internasional, utamanya atas dasar modal persatuan Kadin dan kebersamaan dengan pemerintah,” ujar Rachmat di Jakarta, dalam siaran pers yang diterima Kontan, jumat (13/11).

Ditambahkan, ia sangat menginginkan adanya persatuan Kadin dalam satu wadah solid dan kuat. "Kadin harus satu, dan jangan lagi ada dualisme. Karena Kadin yang bersatu adalah Kadin kita semua,” tegas Rachmat.

Dengan Kadin bersatu, lanjutnya, maka Indonesia tak akan terkalahkan di dalam peran ekonomi. Saat ini Kadin terpecah dua: kepemimpinan di bawah Suryo Bambang Sulisto dan Kadin yang didirikan oleh Oesman Sapta Oedang dengan ketua umum terpilih baru-baru ini pengusaha properti Edy Ganefo.

Rachmat akan mempersatukan kembali seluruh kekuatan pengusaha Indonesia, melalui keberadaan Kadin sesuai undang undang No 1/1987 yang mendasari kelahirannya.

"Bagi saya hanya ada satu Kadin. Jika kemarin seolah ada dua versi, hal itu karena kedua versi sangat mencintai Kadin yang satu tetapi kemudian terjadi perbedaan persepsi," tutur mantan menteri perdagangan itu.

Pada sisi lain, ia akan berupaya menemukan persamaan di antara perbedaan kepentingan di lingkungan para pengusaha nasional, sebagai prasyarat tumbuhnya daya saing bangsa Indonesia. Ia berkeyakinan, Kadin yang kuat dan bersatu dapat menghasilkan hal-hal lebih positif untuk bangsa, oleh karena itu Kadin harus menyatukan segala potensi dan kekuatan pengusaha nasional yang ada, tanpa mengabaikan jalinan kerjasama dengan pemerintah.

"Melalui prasyarat dan fondasi persatuan Kadin dan semangat kemitraan dengan pemerintah itulah, saya memberanikan diri menawarkan pokok gagasan saya melalui kata kunci inovasi, entrepreneurship, dan economic growth. Inilah tiga pilar Kadin dalam memperkokoh mandat kebangkitan dan kemandirian bangsa Indonesia menuju negara industri 2025," jelasnya.

Dengan Kadin yang kuat dan sebagai mitra pemerintah pula, aku Rahmat, otomatis keberadaan keduanya akan mengupayakan sebuah mandat besar demi terwujudnya ketahanan ekonomi nasional yang diharapkan.

Menurutnya, para pengusaha membutuhkan Kadin yang kuat guna menghadapi tantangan berat akibat situasi melemahnya ketahanan ekonomi nasional dan yang kini terjadi di banyak negara.

"Sementara, prinsip memperjuangkan kepentingan bersama dalam satu wadah Kadin merupakan cita cita saya yang sesungguhnya. Saya yakin hal itu juga keinginan semua kalangan, baik tokoh maupun generasi muda pengusaha Indonesia termasuk pemerintah sendiri. Sebab, jika Kadin bersatu maka Indonesia tak terkalahkan," kata Rachmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×