kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rafinasi Kisruh, Harga Gula Lokal Mulai Naik


Rabu, 17 September 2008 / 20:14 WIB
Rafinasi Kisruh, Harga Gula Lokal Mulai Naik


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Test Test

JAKARTA. Kisruh gula rafinasi ternyata membawa berkah buat gula lokal. Gonjang-ganjing pembatasan impor dan penghentian izin pendirian pabrik rafinasi membuat pamor gula lokal non rafinasi mulai bersinar. Selama ini, gula lokal seperti anak tiri di negeri sendiri.

Menurut Arum Sabil, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), sejak kisruh gula rafinasi, gula lokal banyak diburu. Walhasil, harganya mulai merangkak naik. Harga gula lokal di tingkat petani, misalnya,  yang semula Rp 4.900 per kilogram (Kg), kini merangkak jadi Rp 5.100 per kg. "Harga ecerannya saat ini rata-rata Rp 6.200 per kg," katanya, Rabu (17/9).

Harga itupun, kata Arum, sebetulnya masih di bawah harga eceran ideal sebesar Rp 6.500 per kg sampai Rp 7.200 per kg. Namun, kondisi ini menunjukkan bahwa pasar sudah terbuka untuk si manis lokal.

Yang terang, mulai merangkaknya harga gula lokal menjadi kabar baik bagi petani. Beberapa pekan sebelumnya, harga lelang gula lokal jatuh hingga di bawah harga dasar yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 5.000 per kg. Akibatnya, petani tebu dan pabrikan gula enggan melepas gulanya saat lelang. Bahkan, petani kemudian berunjuk rasa memprotes peredaran gula rafinasi yang jadi penyebab anjloknya harga gula lokal.

Penyitaan tiga ribu ton gula rafinasi selundupan tiga hari lalu ikut membuat pamor gula rafinasi menurun. “Peristiwa tersebut memiliki dampak psikologis bagi pedagang gula rafinasi yang menjual gulanya ke pengecer. Pengedar itu sekarang nyalinya ciut,“ ujar Arum.

Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (APEGTI) Natsir Mansyur menambahkan, penarikan ribuan gula rafinasi tiga hari lalu itu belum seberapa jumlahnya. "Sebab sejak Mei 2008, gula rafinasi sudah masuk eceran tingkat ritel," ujarnya.

Dia bilang, pengedar gula rafinasi yang ditangkap masih tergolong sedikit, dan banyak yang berkeliaran. "Situasi ini menunjukkan masih ada celah bagi peredaran rafinasi," katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×