kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Raih Proyek Panas Bumi, Rig Darat Apexindo (APEX) Mulai Produktif pada 2023


Senin, 05 Desember 2022 / 16:48 WIB
Raih Proyek Panas Bumi, Rig Darat Apexindo (APEX) Mulai Produktif pada 2023
ILUSTRASI. Utilisasi rig darat PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mulai kembali produktif di 2023 . Foto Dok APEX (dari annual report)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utilisasi rig darat PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mulai kembali produktif di 2023 sejalan dengan beberapa tender proyek panas bumi yang sedang dibidik. Melansir materi paparan publiknya, utilisasi rig darat Apexindo menurun sejak 2019 di mana utilisasinya 6% kemudian di 2020 menjadi 4% dan pada 2021 hingga Oktober 2022 berada di level 1%. 

Direktur Apexindo, Mahar Atanta Sembiring menjelaskan utilisasi dari rig darat secara persentase masih sangat rendah yakni di 1%. 

“Terus terang selama 2022 ini kami melihat pada akhir kuartal IV sudah mulai terlihat ada aktivitas di geothermal,” jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Senin (5/12). 

Melihat peluang ini, Apexindo semakin lincah mengikuti beberapa tender di sektor panas bumi yang terhubung dengan rig darat. 

Baca Juga: Apexindo Pratama Duta (APEX) Realisasikan Penjualan Rig Raniworo US$ 6,8 juta

Di tahun depan, ada dua peluang proyek panas bumi yang sedang dikejar Apexindo. Namun sayang, Mahar belum bisa memerinci proyek tersebut. Dia hanya bisa memberikan petunjuk, dua proyek itu berada di Pulau Jawa dan di Luar Jawa. 

“Lewat posisi rig kami mudah-mudahan bisa mendapatkan kontrak itu,” terangnya. 

Adapun proyek yang dibidik ini memiliki masa kontrak yang cukup panjang di atas setahun. 

Baru-baru ini, Apexindo meraih satu proyek panas bumi dari PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) senilai US$ 15,58 juta. Proyek ini mengutilisasi Rig 9 yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan eksplorasi, pengembangan, dan produksi panas bumi PGE. 

Proyek yang berlokasi di Ulubelu, Provinsi Lampung ini nantinya akan mengebor 6 sumur. Melalui proyek bersama PGE dan beberapa tender yang sedang dijajaki Apexindo, Mahar menargetkan utilisasi rig darat Apexindo akan mulai terungkit. 

Mahar berharap jika sejumlah tender tersebut diraih, paling tidak ada 2 sampai 3 rig darat akan dioperasikan dari yang saat ini baru 1 rig. 

Namun untuk mengoperasikan kembali rig darat, membutuhkan dana yang besar. Meski belum bisa memerinci berapa nilainya, Mahar menyatakan, program belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun depan akan menyesuaikan dengan berapa banyak tender yang didapatkan oleh rig darat. 

“Ada kemungkinan capex akan meningkat cukup besar dibandingkan dengan tahun ini,” ungkapnya. 

Selain meningkatkan utilisasi rig darat, Mahar menyatakan, pihaknya akan mempertahankan kinerja rig lepas pantai (offshore) Apexindo. Sampai dengan Oktober 2022 utilisasi rig lepas pantai Apexindo di level 84%. Sejumlah rig tersebut ada yang sudah habis masa kontraknya ada juga yang masih beroperasi hingga dua tahun mendatang. 

Perihal prospek bisnis di 2023, Mahar memandang, secara umum tren harga komoditas masih cukup baik dan kemungkinan besar akan berlanjut di tahun depan. Adapun prospek bisnis rig untuk menunjang aktivitas hulu migas juga didukung oleh program SKK Migas yang akan melakukan pengeboran lebih masif lagi. 

 

“Ini dua hal yang menurut kami adalah katalis yang positif untuk kegiatan perseroan di tahun depan,” ujar Mahar. 

Untuk meraih peluang tersebut, Apexindo tidak menutup kemungkinan akan melakukan pengadaan rig baru dengan catatan ada proyek anyar yang berjodoh. Dalam artian hitung-hitungan investasinya masuk sehingga hitungan investasi bisnis menjadi realistis, baik secara risiko dan peluang yang ada. 

Pasalnya Mahar mengakui, saat ini harga rig sudah naik signifikan jika dibandingkan akhir tahun 2021 dan awal tahun ini karena banyaknya program pengeboran. Di tahun depan, ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi Apexindo yakni kenaikan biaya tenaga kerja, inflasi, hingga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar. 

Mahar menjelaskan, biaya tenaga kerja di tahun depan diprediksi akan naik. Kemudian seiring adanya inflasi, Apexindo akan menjaga pengeluaran biaya dalam batas wajar. Adapun perihal dampak fluktuasi kurs, Mahar menyatakan, pendapatan Apexindo dalam bentuk dolar sehingga pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Yang terang, APEX akan mencoba menjaga biaya dengan baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×