kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rantai distribusi panjang, harga cabai melambung


Selasa, 15 November 2016 / 22:30 WIB
Rantai distribusi panjang, harga cabai melambung


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menaruh perhatian serius terhadap kenaikan harga sejumlah komoditas pangan beberapa bulan terakhir, khususnya harga cabai. Wasit persaingan usaha ini telah memonitor ketersediaan cabai di lapangan dan rantai distribusinya sampai ke konsumen.

KPPU menemukan di lapangan terjadi kekurangan produksi akibat curah hujan yang tinggi. Selain itu, KPPU juga menemukan kalau rantai distribusi cabai terlalu panjang. Hal itu terjadi karena petani yang menanam cabai terletak di daerah yang terpisah-pisah. Jadi KPPU tidak menemukan kalau tanaman cabai ini ditanam di satu wilayah yang luas yang mencapai ratusan hektare. 

Petani cabai menanam dalam skala kecil memilih menjual produksi mereka ke pedagang kecil di tingkat kecamatan. Kemudian pedagang di kecamatan menjual ke pedagang di tingkat kabupaten.

"Nanti setelah sampai di pedagang tingkat kabupaten baru cabai itu disalurkan ke pasar-pasar induk dan kemudian dari pasar induk baru dijual ke reseller, dan dari situlah baru di jual ke konsumen," ujar Ketua KPPU Syarkawi Rauf kepada KONTAN, Selasa (15/11).

Akumulasi dari faktor cuaca buruk karena curah hujan yang tinggi menyebabkan produksi turun dan distribusi yang terganggu akibat banjir dan panjangnya rantai pasok menyebabkan harga cabai melambung tinggi. Saat ini harga cabai berada di kisaran Rp 65.000-Rp 75.000 per kg. Dari sebelumnya pada harga normal cabai di kisaran Rp 28.000 per kg.

Karena itu, pada akhir bulan ini, Syarkawi bilang akan menyerahkan rekomendasi kepada pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga cabai. Menurut Syarkawi salah satu solusi mengatasi kenaikan harga cabai adalah dengan mendidik masyarakat mengonsumsi cabai olahan dan bukan cabai segar. "Sebab cabai segar itu rentan mengalami fluktuasi harga," tandasnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, cabai hanya merupakan penyumbang inflasi terkecil. Menurutnya, penyebab kenaikan harga cabai karena hujan yang tinggi menyebabkan sulit melakukan panen. Bila dipaksa panen, maka cabai akan berpotensi busuk. "Kami sudah memetakan di seluruh sentra produksi, sebenarnya cabai tersedia," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×