Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono memperingatkan amblasnya jalan RE Martadinata, Jakarta Utara bisa memicu terganggunya arus impor dan ekspor barang dari Pelabuhan Tanjung Priok.
Menurut Bambang, potensi tersebut bisa muncul akibat tertutupnya dua pintu masuk dan keluar pelabuhan tersebut.
"Kami siapkan sejumlah antisipasi agar potensi hambatan ekspor-impor bisa diminimalisasi. Arus barang sementara dialihkan melalui Sunter. Sementara Kementerian PU harus memperbaiki jalan itu secepat mungkin," kata Bambang, usai memimpin upacara peringatan Hari Perhubungan Nasional di Kemhub, Jumat (17/9).
Pengalihan menurutnya harus dilakukan mulai Jakarta Timur maupun Jakarta Barat.
"Jangan begitu kendaraan masuk Jakarta Utara baru dialihkan, tetapi sebelum masuk dalam kota sudah disiapkan jalur-jalur pengalihannya," katanya.
Sementara Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubugan Laut Bobby R Mamahit menambahkan, pihaknya sudah menerbitkan surat perintah bagi Administrator Pelabuhan Tanjung Priok dan PT Pelindo II untuk menyiapkan rencana antisipasi penanganan arus kendaraan di dalam area pelabuhan.
"Kalau kemacetan panjang terjadi di Jalan RE Martadinata, stagnasi di pelabuhan bisa terjadi sewaktu-waktu. Hal itu harus diantisipasi sebaik-baiknya. Karena dua pintu utama pelabuhan, yaitu Pintu I dan Pintu III, hanya berjarak 1 kilometer dari lokasi jalan yang amblas," jelas Bobby.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Djimanto menambahkan amblasnya jalan yang menjadi akses masuk ke pelabuhan bisa menambah biaya transportasi sebesar 25% dari biasanya.
"Perputaran barang dari pelabuhan juga makin sedikit. Biasanya satu hari bisa 3 rit, sekarang hanya 2 rit sejak kemarin," jelas Djimanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News