kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.672.000   -6.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.585   -130,00   -0,79%
  • IDX 6.271   -214,85   -3,31%
  • KOMPAS100 907   -39,76   -4,20%
  • LQ45 704   -27,76   -3,80%
  • ISSI 197   -7,32   -3,58%
  • IDX30 365   -13,68   -3,62%
  • IDXHIDIV20 445   -14,85   -3,23%
  • IDX80 103   -4,03   -3,77%
  • IDXV30 108   -4,81   -4,27%
  • IDXQ30 120   -4,00   -3,23%

Realisasi Investasi Sektor Properti di Indonesia Masuk Lima Besar


Sabtu, 01 Maret 2025 / 11:45 WIB
Realisasi Investasi Sektor Properti di Indonesia Masuk Lima Besar
ILUSTRASI. Pekerja konstruksi beraktivitas pada pembangunan proyek gedung di Jakarta, Kamis (11/7/2024). (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat kondisi ketidakpastian global melanda, menurut data dan analisa perusahaan konsultan properti global, JLL,  investasi properti komersial alias commercial real estate (CRE) di Asia Pasifik meningkat 23% secara tahunan (yoy). Tahun  2024 menjadi US$ 131,3 miliar.

Volume di kuartal IV 2024 naik 10% yoy dan mencapai US$ 34,9 miliar. Pencapaian ini menandai lima kuartal berturut-turut pertumbuhan tahunan di kawasan ini.

Setahun penuh, semua sektor properti utama mencatat pertumbuhan volume investasi. Volume investasi lintas negara  mencapai US$ 23,8 miliar pada tahun 2024, meningkat 43% yoy dari waktu yang sama tahun lalu. Lonjakan investasi lintas negara ini didukung  minat yang kuat terhadap aset perkantoran dan logistik dari investor asing di pasar-pasar utama seperti Australia, Jepang, dan Singapura.

Jepang terus menjadi pasar yang paling aktif di kawasan ini, dengan volume perdagangan mencapai US$ 10,7 miliar pada kuartal IV 2024. Meningkat 145% yoy berkat tingginya permintaan untuk property logistik dan perkantoran. Meskipun suku bunga cenderung meningkat, investor mengadopsi strategi nilai tambah untuk mengurangi kenaikan biaya utang, sehingga lebih mendorong aktivitas pasar.

Baca Juga: Pasar Properti Hunian di Karawang Tetap Semarak

 “Pertumbuhan tahunan selama lima kuartal berturut-turut untuk properti komersial di Asia Pasifik ini merupakan bukti dari ketahanan jangka panjang kawasan ini,” kata Stuart Crow, CEO Asia Pacific Capital Markets, JLL, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (27/2).

Meskipun terdapat perbedaan di setiap pasar, investor terus menemukan peluang seiring dengan stabilnya valuasi dan pelonggaran persyaratanpinjaman. "Ke depan kami memperkirakan 2025 akan menjadi tahun yang kuat untuk masuk ke pasar. Pelaku pasar yang bergerak lebih awal dapat memperoleh keuntungan dari situasi yang kurang kompetitif, terutama di sektor-sektor utama seperti perkantoran dan logistik.”

Di Indonesia, realisasi investasi di sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran masuk dalam lima besar subsektor dengan kontribusi terbesar. Subsektor ini menyumbang Rp 122,9 triliun (7,2%) dari total realisasi investasi nasional pada tahun 2024 yang mencapai Rp 1.714,2 triliun.

 Pertumbuhan investasi berkelanjutan di sektor properti Indonesia menunjukkan, sektor ini tetap menarik serta mencerminkan persepsi baik investor. Di tahun 2025, kami optimistis sektor ini terus memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, seiring meningkatnya kebutuhan infrastruktur serta ruang yang mendukung ekspansi bisnis dan gaya hidup yang terus berkembang,” ujar Farazia Basarah, Country Head JLL Indonesia.

Sektor perkantoran di Asia Pasifik terus mengalami rebound, didorong permintaan yang stabil dari para penyewa. Hal ini membantu mempertahankan momentum pertumbuhan di masing-masing pasar.

Volume investasi perkantoran mencapai US$ 48,8 miliar pada tahun 2024, meningkat 12% secara tahunan. Pada kuartal IV2024, Korea Selatan memimpin di kawasan ini dalam hal volume investasi perkantoran, didukung oleh lingkungan yang kondusif akibat penurunan suku bunga utang senior (senior loan) untuk gedung perkantoran utama.

Baca Juga: Indonesia Paradise Property (INPP) Bidik Pertumbuhan Dua Digit

Pembiayaan skala besar tetap berisiko, investor terlihat lebih cenderung memilih aset-aset berskala menengah dan stabil. Logistik tetap menjadi kelas aset favorit, dengan tingginya permintaan yang kuat mendorong transaksi portofolio besar di Jepang, Australia, dan India, sehingga menyebabkan penurunan imbal hasil (yield compression) di sektor ini.

Investor domestik dan asing tetap optimistis terhadap logistik Jepang berkat pertumbuhan harga sewa. Volume investasi logistik di Australia juga pulih, terutama di pasar utama seperti Sydney dan Melbourne.

Di sektor ritel, volume investasi meningkat 28% YoY pada 2024, didominasi oleh modal swasta di Australia, sementara pasar ritel utama di Singapura terus mengalami pertumbuhan sewa yang stabil. Di Korea Selatan, perusahaan menjadi pemimpin investasi, dengan fokus pada peluang-peluang peningkatan nilai tambah.

“Terlepas dari ketidakpastian akibat kebijakan fiskal pemerintah AS dan keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga bulan ini, Asia Pasifik tetap menjadi tujuan yang menarik bagi investasi global,” kata Pamela Ambler, Head of Investor Intelligence, Asia Pasifik, JLL.

Selanjutnya: Link Live Streaming Real Betis vs Real Madrid di La Liga Spanyol Pekan 26

Menarik Dibaca: 4 Manfaat Tidur Pakai Sarung Bantal Sutra, Bisa Kurangi Jerawat Loh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×