kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Regenerasi merek membuahkan hasil, penjualan sepatu Eagle naik 30%


Kamis, 18 April 2019 / 16:52 WIB
Regenerasi merek membuahkan hasil, penjualan sepatu Eagle naik 30%


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Regenerasi merek yang dilakukan Eagle mulai menunjukkan hasil. Merek sepatu yang sempat jaya di era 80-90an ini mulai kembali diterima di masyarakat.

Kolaborasi yang dilakukannya dengan menggandeng sejumlah pesohor negeri ini telah terbukti ampuh mengerek penjualan mereka.

“Sebelum sepatu RF (Rizky Febian) diluncurkan, secara umum, penjualan tahun 2018 naik sekitar 30%,”ungkap Cindy Jane, Direktur Marketing PT GF Indonesia kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Kala itu Eagle hanya mengandalkan dua produk kolaborasi. Pertama dilakukan dengan menggandeng grup band Slank sekitar Mei 2018 silam. Kemudian pada November 2018, kembali bekerja sama dengan video kreator Young Lex.

Ada peristiwa unik yang terjadi ketika Eagle meluncurkan sepatu Young Lex. Cindy mengaku menemui cukup banyak pro kontra. Banyak komentar pedas di akun media sosial Eagle.

Namun, di tengah pro kontra tersebut, merek Eagle terangkat. Instagram sampai menyematkan centang biru akun media sosial Eagle.

Keberadaan pemilik nama asli Samuel Alexander Pieter itu sebagau influencer di dunia maya rupanya memiliki pengaruh cukup besar.

Tak hanya hatters, Young Lex juga memiliki banyak followers militan. “Penjualan memang tak terlalu bagus, tapi kami berhasil menarik perhatian publik,” timpalnya.

Metode Soft Selling

Meski penjualan berhasil mengalami peningkatan, rupanya ada cara berbeda yang diterapkan Eagle. Konsumen tidak akan menemukan iklan sepatu Eagle di media, baik cetak maupun elektronik.

Untuk memperkenalkannya di pasar, PT GF Indonesia lebih memilih menerapkan metode soft selling dengan memanfaatkan jaringan komunitas dan media sosial. “Kalau kami mau mendorong orang supaya suka dan pakai Eagle, cara itu sudah tidak bisa,” terang Cindy.

Hingga kini Eagle juga tidak memiliki toko fisik sendiri. Sekitar 60% produk dipasarkan menggunakan jaringan distribusi konvensional.

Distribusi produk Eagle selama ini masih mengandalkan jejaring konvensional. Sekitar 20%-25% didistribusikan melalui toko ritel atau marketplace. Sisanya dijual ke segmen korporasi.

Menurut Cindy,kedepannya strategi soft selling ini masih akan menjadi acuan Eagle dalam memasarkan produk. Konsep kolaborasi dengan artis pun akan dilanjutkan.

Jika tidak ada aral melintang, di pertengahan tahun, Rizky Febian akan meluncurkan lagi desain terbaru, diikuti Slank pada akhir tahun nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×