kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Regulasi berat, industri rokok tetap ekspansi


Senin, 14 Oktober 2013 / 07:18 WIB
Regulasi berat, industri rokok tetap ekspansi
ILUSTRASI. Song Chi-Hyung


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Meski harus berhadapan dengan berbagai regulasi yang memberatkan, industri rokok domestik diperkirakan masih bisa tumbuh 7% per tahun. Fakta inilah yang membuat pebisnis rokok terus saja berekspansi. Apalagi, Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan memproyeksikan tahun ini produksi rokok yang bisa menyumbang cukai ke negara sebanyak 341 miliar batang.

Melihat kondisi ini, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) menargetkan kapasitas produksi rokok perusahaan terus naik. Tahun ini, Wismilak mematok produksi 3,6 miliar batang selama 2013 atau naik 20% dari produksi 2012 yang mencapai tiga miliar batang.

Surjanto Yasaputera, Sekretaris Perusahaan Wismilak mengatakan, tahun ini, pihaknya akan menggenjot penjualan rokok mild yang diprediksi tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan industri. "Pertumbuhan penjualan tahun ini masih ditopang kontribusi produk sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 40% dari total penjualan," kata ke KONTAN akhir pekan lalu.

PT Bentoel International Investama Tbk juga menganggarkan belanja modal sebesar Rp 500 miliar selama 2013 untuk memodernisasi mesin untuk produk sigaret kretek mesin di pabrik Bentoel di Malang, Jawa Timur.

Presiden Direktur Bentoel, Jason Murphy berharap, dengan langkah ini, mereka bisa memaksimalkan kapasitas produksi Bentoel yang berujung kepada kenaikan penjualan perusahaan. Sayang, Murphy tidak merinci target produksi dan penjualan Bentoel di tahun ini.

Yang jelas, volume penjualan Bentoel di tahun 2012 sempat turun 16,4% dari tahun 2011 menjadi 19,8 miliar batang. "Tahun ini, kami fokus pada perbaikan kinerja dan laba," katanya singkat.

Tak mau kalah, PT Philip Morris Indonesia dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga akan memperbesar kapasitas produksi rokoknya dengan membangun dua unit pabrik senilai US$ 174 juta. Pabrik ini rencananya akan didirikan di Karawang, Jawa Barat, untuk memproduksi rokok kretek dan rokok putih.

Pabrik ini nantinya bakal menjadi basis produksi Marlboro untuk memenuhi kebutuhan di Asia Pasifik dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut Hasan Aoni Aziz, Sekretaris Jenderal Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), para industri rokok besar memang masih bisa mengembangkan bisnis di tengah ketatnya regulasi di industri asap ini. Namun, "Industri rokok kecil tetap kesulitan menghadapi berbagai aturan yang memberatkan," katanya, pekan lalu.

Tarif cukai rokok yang terus naik dari tahun ke tahun tampaknya akan menyulitkan industri rokok kecil untuk bisa bersaing dari sisi harga. Sementara, industri besar yang memiliki basis lebih kuat bisa lebih mudah mengatur strategi harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×