Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Relokasi pipa gas yang melintang di Alur pelayaran Barat Surabaya (APBS) di Jawa Timur ini tak kunjung dikerjakan oleh pemilik pipa tersebut, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO).
Padahal, kawasan APBS tersebut berada di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III). Dan dengan adanya pipa tersebut aktivitas dan lalu lintas pelayaran terganggun. Pelabuhan Tanjung Perak, yang merupakan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setiap harinya tidak pernah berhenti bongkar muat barang untuk disalurkan ke Indonesia Timur.
Edi Priyanto, Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III menyampaikan karena pipa ini menggangu, maka setiap bulannya, Pelindo III rugi hingga Rp 1,3 triliun. Saat ini katanya, sambil menunggu PHE WMO melakukan pemindahan pipa, Pelindo berinisiatif melakukan pengerukan hingga kedalaman antara 14 hingga 16 meter Low Water Spring (LWS) dan pelebaran sepanjang 200 meter, agar kapal-kapal mudah beraktivitas.
"Yang bisa kami kerjakan, ya kami kerjakan. Tapi, pipa itu urusan PHE WMO. Mereka memang tidak lepas tanggung jawab, namun lambat sekali pengerjaannya. Sekarang saja lelangnya belum kelar-kelar, " kata dia, Selasa (11/02).
Pipa gas ini sebetulnya sudah menggangu sejak tahun 2009 lalu, namun pada saat itu, pipa gas masih ditangani oleh Kodeco. Dan saat ini pipa gas tersebut diambil alih oleh PHE WMO. Maka, otomatis tanggung jawab relokasi pipa menjadi tanggung jawab PHE WMO.
Edi bilang kalau revitalisasi dan pemindahan pipa selesai, maka manfaat yang diperoleh bukan hanya untuk Pelindo III, tapi juga untuk masyarakat di Indonesia bagian timur. Nanti akan ada efisiensi biaya logistik, karena alur pelayaran bisa dilewati oleh kapal yang lebih besar dan akan berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa Timur menjadi 7 persen per tahun.
Sementara itu, Sekretaris Perusahan PT Pertamina Hulu Energi Wahidin Nurluzia menyampaikan relokasi pipa akan terus diupayakan agar secepatnya berjalan. Namun, pemindahan itu tidak dilakukan oleh PHE WMO sendiri, melainkan melalui proses lelang. Ia enggan mengungkapkan biaya yang diperlukan untuk memindahkan pipa tersebut. "Sekarang saja, tender masih berjalan dan belum ketahuan siapa pemenangnya, jadi belum tahu biayanya, " kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News