Reporter: Nurmayanti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana produsen elektronik asal Jepang, Kojima Electronics, untuk membangun pabrik pengolahan minyak jarak bakal molor hingga 2012. Tadinya, Kojima berencana merealisasikan pabrik pengolahan minyak jarak dengan kapasitas total 15.000 ton per tahun pada tahun ini dengan nilai investasi sebesar US$ 900 juta.
Permasalahan yang tengah dihadapi Kojima terkait pembibitan dan lahan. "Mereka masih penjajakan karena jarak ini ternyata masalah bibit, lahan, masih belum terselesaikan dengan baik. Kalaupun mereka mau masuk harus mulai masuk dari pembibitan," kata Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian (Depperin) Benny Wachyudi, Jumat (30/1).
Apalagi saat ini, harga minyak jarak masih terbilang tinggi. Penyebabnya, terkait masalah pembibitan. Sebab itu, bila Kojima berkeinginan mendapatkan minyak jarak dengan harga murah, maka harus memulai dari usaha pembibitannya. Saat ini, Kojima diketahui tengah mencari lokasi lahan yang tepat untuk perkebunan maupun pabrik mereka. Ada dua yang masuk dalam pertimbangan Kojima yakni Nusa Tenggara Timur dan Sumatera Utara (Sumut).
Selanjutnya, bila Kojima telah pasti mendapatkan lahan, setidaknya perlu waktu dua hingga tiga tahun untuk mendapatkan hasil dari pengolahan minyak jarak. Sebab itu, pemerintah berharap agar Kojima secepatnya merintis berbagai sarana penunjang pembangunan pabriknya.
Adapun tujuan Kojima membangun pabrik pengolahan minyak jarak untuk memenuhi kebutuhan pembangkit energi yang mereka miliki di Jepang. Mereka pun berencana membangun pabrik pengolahan dan membutuhkan lahan untuk menanam seluas 100.000 hektar. Kojima bahkan menyatakan berminat mengakuisisi salah satu perkebunan milik Bakrie Grup di Sulawesi seluas 17.000 hektar. "Kebutuhan mereka memang mendesak, karena posisi power plant yang dimiliki saat ini dalam keadaan idle," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News