kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rezeki buzzer di media sosial kian melimpah


Rabu, 06 November 2013 / 18:56 WIB
Rezeki buzzer di media sosial kian melimpah
ILUSTRASI.


Reporter: Umar Idris, Anastasia Lilin Y, Andri Indradie | Editor: Imanuel Alexander

Jakarta. Cuitmu, pendapatanmu. Plesetan itu pas untuk menggambarkan perkembangan pemasaran di saat media sosial merajai internet seperti sekarang.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengestimasi, pengguna internet di Tanah Air akan mencapai 80 juta orang tahun ini atau bertambah 17 juta dari angka di tahun lalu. Nah, pengguna sebanyak puluhan juta itu, tentunya, merupakan pasar yang sangat luas bagi mereka yang hendak memasarkan produk.

Yang menarik, pengguna internet Indonesia yang lebih banyak daripada penduduk di Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, Belgia, Brunei Darussalam, Denmark, dan Austria itu, punya tempat berkumpul favorit: situs media sosial semacam Facebook dan Twitter.

Tak percaya? Tengok saja statistik penggunaan media sosial di Indonesia. Saat ini, ada 29 juta akun Twitter dari Indonesia atau 10% lebih dari total akun Twitter di dunia yang mencapai 218 juta. Sedangkan orang Indonesia yang memiliki akun Facebook mencapai 48 juta.

Survei dari Semiocast pada pertengahan tahun 2012 mengungkap, Indonesia menempati peringkat ke-3 negara dengan pengguna Facebook terbanyak di dunia dan peringkat kelima dengan pengguna Twitter terbanyak di dunia.

Yang lebih mencengangkan lagi, survei yang sama menyebutkan bahwa Jakarta menduduki peringkat pertama sebagai kota paling aktif di Twitter. Sebanyak 2,4% dari total tweet di dunia berasal dari Jakarta! Melihat pengguna sebanyak itu, pemilik akun Twitter dengan segerombolan follower dan akun Facebook dengan teman atau like bejibun, bisa menjadi saluran penyampaian pesan yang efektif. Ambil contoh, suatu perusahaan ingin mengenalkan produknya yang menyasar kalangan anak muda. Selain memakai media promosi konvensional, perusahaan seperti itu kian lazim meminta para pemilik akun media sosial yang memiliki banyak pengikut untuk menjadi penyebar informasi atau buzzer. Bayangkan, dengan sekali twit atau posting, pesan si buzzer akan menyebar ke jutaaan atau bahkan puluhan juta calon pembeli yang disasar si perusahaan.

Tentu saja, ini bukan jasa cuma-cuma. Para buzzer memasang harga untuk setiap cuit atau posting itu. “Tren digital ini berarti media sosial di Indonesia kian penting dalam pemasaran, menggeser media konvensional,” kata Nukman Lutfie, pengamat media sosial.

Berapa tarif yang dipasang buzzer? Angkanya sangat bervariasi. “Tarifnya mulai Rp 3 juta hingga Rp 20 juta per twit untuk buzzer artis,” kata Pandu Wirawan, Chief Executive Officer Brightstars, sebuah perusahaan konsultan pemasaran digital. Buzzer bisa memasang harga karena, menurut Pandu, pengguna internet di sini terbilang kelas berat. “Rata-rata pengguna internet sekarang menghabiskan 5 jam sehari dan 35 jam per minggu,” tutur Pandu.

Tren buzzer

Mereka yang tidak meyandang status pesohor di dunia nyata pun, bisa menjadi buzzer. Syaratnya, ya itu tadi, mereka harus memiliki banyak follower di Twitter atau memiliki segudang teman di Facebook.

Tidak tertutup kemungkinan, akun Twitter dengan jumlah follower pas-pasan pun bisa menjadi buzzer. Bahkan, mereka yang hanya punya beberapa ribu pengikut bisa menjadi buzzer . “Kami melihat dari kuat atau tidaknya pengaruh pesan yang disampaik, tidak hanya jumlah followernya,” kata Ahmad Suwandi, Managing Partner Content Is The King, perusahaan penyedia konten.

Pengamat media sosial yang cukup kondang dengan akun twitter @ndorokakung alias Wicaksono mengungkapkan, para buzzer yang ia kenal menerima bayaran mulai dari Rp 100.000 per twit hingga satu sepeda motor untuk kontrak sebagai buzzer. “Konon seperti itu,” tuturnya.

Kabar yang KONTAN terima, konon, satu kicauan Agnes Monica dihargai Rp 20 juta, Sherina Rp16 juta, sementara tarif twit Raditya Dika Rp 5 juta hingga Rp 7 juta. Di luar itu, seperti dituturkan Wandi, buzzer yang bukan dari kalangan artis bisa menerima bayaran Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per minggu.

Ini hanya satu cerita berkah dari jumlah booming internet dan media sosial di Indonesia. Anda tertarik?

 
***Sumber : KONTAN MINGGUAN 6 - XVIII, 2013 Laporan Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×