Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Royal Prima Tbk (PRIM) terus targetkan pertumbuhan bisnisnya. Karenanya, perusahaan juga terus melakukan ekspansi mulai dari akuisisi rumah sakit baru, penambahan alat kesehatan, dan renovasi.
“Tahun depan masih akan terus ekspansi karena dalam proses mengejar target juga,” kata Michael Mok Siu Pen, Direktur PT Royal Prima Tbk saat dihubungi kontan.co.id, Selasa (27/11). Perusahaan menargetkan penambahan empat rumah sakit baru.
Oleh sebab itu, perusahaan pemilik jaringan RSU Royal Prima ini memproyeksikan anggaran belanja tahun depan sebesar Rp 1 triliun, yang mana 70% akan digunakan untuk melakukan akuisisi rumah sakit baru. Sedangkan sisanya terbagi untuk penambahan alat kesehatan dan renovasi.
Michael menyebutkan, untuk menambah satu rumah sakit baru membutuhkan biaya berkisar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar yang juga sudah termasuk alat-alat kesehatannya.
Adapun di tahun ini sendiri, ia menyebutkan telah mengakuisisi dua rumah sakit baru.
"Namun proses akuisisi ini sisi legalnya belum selesai jadi jaringan rumah sakit kami masih dua. Kalau dua lagi dalam proses akuisisi, jadi dengan demikian jadi 4 jaringan rumah sakit kami," jelasnya. Jaringan rumah sakit Royal Prima berbasis di Medan dan Jambi.
Terkait target sampai akhir tahun ini , Michael bilang masih terus mengupayakannya. Adapun target yang telah ditetapkan perusahaan yaitu pendapatan sebesar Rp 445 miliar dan laba bersih sebesar Rp 45 miliar.
Menilik laporan keuangan perusahaan, tercatat hingga semester I lalu pendapatan perusahaan sebesar Rp 96,13 miliar atau tumbuh 19,78% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 80,25 miliar. Sedangkan untuk laba bersih tercatat hingga semester I lalu sebesar Rp 8,16 miliar.
Terkait defisit BPJS ia bilang rumah sakitnya sendiri akan tetap melayani pasien BPJS. Hal tersebut lantaran menilik tingkat okupansinya 75%, sebanyak 60% di antaranya merupakan pasien BPJS dan 40% non-BPJS.
"Kalau rumah sakit itu setengah bisnis dan setengah sosial, jadi kalau untuk BPJS sendiri bagaimanapun juga kami akan tetap membantu program pemerintah," ujarnya. Lanjutnya, hal tersebut juga sesuai visi misi perusahaan ke depan yaitu membantu penduduk Indonesia mendapatkan layanan kesehatan.
Adapun sampai akhir tahun diharapkan tingkat okupansinya sendiri dapat meningkat menjadi 80%.
PRIM proyeksikan anggaran belanja tahun depan Rp 1 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News