kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.758.000   -23.000   -1,29%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Rupiah Kian Terperosok, Pengusaha Otomotif Akui Terdampak & Akan Lakukan Penyesuaian


Minggu, 06 April 2025 / 19:40 WIB
Rupiah Kian Terperosok, Pengusaha Otomotif Akui Terdampak & Akan Lakukan Penyesuaian
ILUSTRASI. Suasana pengunjung hari pertama Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/2/2025). Pameran otomotif ini diikuti 31 merek mobil dan 25 merek sepeda motor dengan sejumlah produk unggulannya yang akan meramaikan pasar otomotif Indonesia./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/02/2025.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih bergerak liar di pasar non-deliverable forward (NDF). Sentimen eksternal menjadi pemicu utama volatilitas rupiah ini. Bahkan pada Jumat (4/4), kurs rupiah terjun bebas hingga level Rp 17.006 per dolar AS di pasar NDF.

Industri otomotif di Indonesia merupakan salah satu sektor yang banyak mengimpor bahan baku dari seluruh dunia, misal untuk baja, alumunium, plastic, chip, dan lain-lain. Dengan pelemahan rupiah terhadap dolar, tentu belanja bahan baku usaha otomotif akan terdampak.

Terkait hal ini, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Kukuh Kumara, mengatakan jika pelaku usaha otomotif bisa terpengaruh cukup besar.

Baca Juga: Terdampak Tarif Impor Tinggi AS, Industri Komponen Otomotif Usulkan Ini ke Pemerintah

Meski begitu tiap-tiap perusahaan di bawah GAIKINDO memiliki strategi masing-masing dalam memitigasi polemik ini, salah satunya dengan melakukan penyesuaian.

“Mengenai nilai tukar yang ini dampaknya jangka panjang ya. Tentu tiap-tiap perusahaan punya strategi sendiri yang tidak bisa disatukan satu sama lain. Dan itu ada tahapannya kapan mereka harus melakukan penyesuaian dan kapan harus bertahan,” beber Kukuh kepada Kontan, Minggu (6/4).

Jika nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah, tentu saja harga impor komponen dan material otomotif akan mengalami kenaikan. Walaupun begitu, Kukuh mengatakan jika pihaknya tak akan langsung menaikkan harga jual otomotif di dalam negeri, sebab itu justru akan menurunkan memperburuk kondisi.

Baca Juga: Trump Tetapkan Tarif Impor 32% untuk RI, Sektor Otomotif Hingga Elektronik Terancam

“Tapi di mobil otomotif, kalau kita menaikkan harga itu bukan malah memperbaiki tapi malah memperburuk kondisi karena masyarakat nggak mau beli sebab harganya mahal banget, gitu kan. Itu harus hati-hati sekali di sana,” lanjutnya.

Ada pun pelaku usaha otomotif akan mempersiapkan "bumper/cushion" untuk menjaga harga kendaraan otomotif tetap normal sambil melihat langkah pemerintah dan posisi rupiah terhadap dolar ke depannya.

“Makanya saya katakan ada cushion ada bumpernya ya. Tapi mungkin tidak bertahan lama. Harus kita lihat perbaikannya seperti apa. Kita pelajari dulu sampai sejauh mana karena saat ini pemerintah kan sedang negosiasi dengan Amerika ya. Tapi yang jelas kita ingin melindungi industri dalam negeri kita,” terang Kukuh.

Terakhir, Kukuh berharap pemerintah bisa melakukan negosiasi ke AS terkait tarif resiprokal Trump yang dianggap menjadi salah satu penyebab turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ia juga ingin industri otomotif nasional semakin terlindungi.

Baca Juga: Trump Kenakan Tarif Otomotif, Tak Peduli Jika Produsen Mobil Naikkan Harga

Selanjutnya: RUU Polri Dibahas, Koalisi Masyarakat Sipil: Jadikan Polri Lembaga

Menarik Dibaca: Cara Membuat Foto ala Studio Ghibli dengan Bantuan ChatGPT, Simak Tutorialnya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×