Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyiapkan sejumlah strategi guna memaksimalkan peluang selama periode peak season di akhir tahun atau jelang Natal dan menyambut tahun baru 2024.
“Pada pertengahan Kuartal IV mendatang Garuda akan meningkatkan frekuensi penerbangan internasional melalui pengoperasian beberapa rute,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra saat dihubungi Kontan, Jumat (13/10).
Yang pertama adalah rute Denpasar–Narita, Jepang pulang-pergi (pp) dan rute Singapura–Surabaya pulang-pergi (pp) yang akan tersedia setiap harinya atau 7 kali setiap minggunya.
Baca Juga: Garuda Indonesia Siap Jajaki Penggunaan Energi Terbarukan pada Penerbangan Komersial
Irfan menambahkan, Garuda Indonesia telah menargetkan jumlah penumpang sampai dengan akhir tahun 2023 ini meningkat 60% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kemudian, terkait jumlah maskapai, di akhir Oktober ini perseroan tengah menunggu 2 pesawat tambahan jenis Boeing 737-800 NG.
Sebagai catatan, penambahan 2 pesawat ini adalah bagian dari rencana penambahan armada Garuda Indonesia yaitu sebanyak total 5 armada narrow body di tahun 2023. Dimana sebelumnya di Agustus, telah diterima 1 pesawat.
“Pada akhir Oktober mendatang akan kembali datang 2 armada selanjutnya yang akan melengkapi total pesawat Garuda dimana tahun ini kami memproyeksikan jumlah armada mencapai 60 armada hingga 70 armada,” tutup Irfan.
Sebagai gambaran pada semester I-2023, Garuda Indonesia secara group berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 1,39 miliar, tumbuh 58,85% dibandingkan dengan pendapatan usaha pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 878,69 juta.
Baca Juga: Begini Respon Garuda Indonesia (GIAA) Terkait Tren Kenaikan Harga Avtur
Pertumbuhan pendapatan usaha yang konsisten sejak akhir kuartal I-2023 ini menjadi outlook kinerja yang solid bagi Garuda Indonesia dalam upaya percepatan pemulihan kinerja pasca dirampungkannya proses restrukturisasi utang pada akhir tahun 2022 lalu.
Dari konsistensi pertumbuhan pendapatan usaha tersebut, Garuda Indonesia berhasil menekan rugi bersih periode berjalan sebesar US$ 76,38 juta atau 30,59% pada semester I–2023 jika dibandingkan dengan pencatatan rugi bersih periode berjalan pada kuartal I-2023 yakni US$ 110,03 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News