Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samindo Resources Tbk tengah membiik pembelian lahan pertambangan. Selain menambah jumlah produksi batubara pada perusahaan, ini juga sebagai salah satu cara perusahaan mendiversifikasikan bisnisnya ke bidang ketenagalistrikan.
Salah satu tambang batubara yang dibidik oleh perusahaan berkode saham MHOY ini berada di Sumatera. Artinya, pembangkit yang akan dibangun merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang.
Investor Relation Samindo, Ahmad Zaki mengatakan, diversifikasi bisnis perusahaan dalam bidang ketenagalistrikan sejatinya sudah dilakukan sejak tahun 2016. Hanya saja, tender yang selalu diikuti tidak berhasil diraih.
Seperti contoh, tender PLTU Mulut Tambang Kaltim 6. Karena spesifikasi pembangkit diubah menjadi regular, akhirnya tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh MYOH. “Terus, PLTS juga kita ikut tiga tender. Tapi kalah karena pemegang saham lebih besar asing,” terangnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/4).
Saat ini pun, pihaknya masih menunggu pembukaan tender yang dilakukan oleh PT PLN. Sembari menunggu, MYOH akan melakukan aksi akuisisi lahan tambang batubara. Di mana dalam lahan tersebut menurut Rencana Usaha Penyediaan tenaga Listrik (RUPTL) akan dibangun pembangkit.
“Kebetulan sudah ada yang menawarkan, dan penjualan batubaranya sudah berkontrak dengan PT PLN,” terangnya tanpa mau memberitahu berapa kapasitas listrik yang akan dibangun.
Yang jelas, Samindo sudah menyiapkan anggaran sekitar US$ 25 juta untuk investasi bisnis ketenagalistrikan. Zaki bilang, investasi tersebut masih bisa diupgrade dan bisa lebih besar lagi.
Bahkan, Samindo juga sudah menyiapkan dana akuisisi tambang batubara hingga US$ 100 juta. Dari dana segitu, mereka menargetkan bisa mendapatkan tambang dengan cadangan 20 juta ton batubara dan kemampuan produksi 2 juta setahun.
“Tahun ini kita akan ada kontrak jasa pertambangan dengan salah satu perusahaan ternama. Kontraknya selama tujuh tahun. Saat ini sedang masuk proses penawaran,” tandasnya.
Sementara soal bisnis kelapa sawit, Zaki belum mau membeberkan banyak informasi. Dia bilang belum ada pembicaraan lebih jauh mengenai pengembangan bisnis kelapa sawit tersebut.
Asal tahu saja, pada tahun 2018. MYOH berencana melakukan overburden removal atau pengupasan tanah tahun ini sebesar 54,5 juta bcm sedangkan produksi batubara 10,7 juta ton. Hal itu lebih tinggi dibandingkan tahu sebelumnya, dimana pengupasan tanah tahun lalu mencapai 51 juta bcm sedangkan produksi batubara 10 juta ton.
Mayoritas rencana pengupasan tanah dan produksi batubara 2018 untuk memenuhi kontrak PT Kideco Jaya Agung. Sementara kontrak dengan pelanggan Samindo yang lain, yakni PT Bayan Resources Tbk hanya mencuil pengupasan tanah 5,8 juta bcm dan produksi 400.000 ton batubara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News