Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) cenderung berhati-hati dalam menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sepanjang 2020 berjalan. Hal ini seiring pandemi Covid-19 yang mempengaruhi banyak sektor bisnis, tak terkecuali bisnis perkebunan kelapa sawit.
Dalam berita sebelumnya, SGRO menargetkan kebutuhan dana capex sebesar Rp 600 miliar pada tahun ini.
Head of Investor Relations Sampoerna Agro Michael Kesuma mengatakan, selama pandemi Covid-19 berlangsung, dinamika bisnis kelapa sawit tentu berubah. SGRO pun mesti selektif dalam menyerap capex di tahun ini. Ditambah lagi, perusahaan mesti menyiapkan dana untuk pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19.
Manajemen SGRO saat ini berupaya meminimalisasi dampak disrupsi usaha melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat. Tak hanya berlaku bagi karyawan, melainkan juga tamu dan kontraktor di lapangan.
“Untuk itu, sepanjang Januari-September penyerapan capex SGRO sekitar Rp 290 miliar. Kemungkinan serapan capex akan di bawah target Rp 600 miliar di tahun ini,” ujar dia, Selasa (1/12).
Baca Juga: Kinerja ciamik, Sampoerna Agro (SMGR) optimistis laba bersih menanjak di akhir tahun
Ia menyebut, 70% capex SGRO di tahun ini ditujukan untuk pengembangan perkebunan. Misalnya, ekspansi penanaman baru maupun penanaman kembali serta pemeliharaan tanaman. Adapun 30% capex SGRO ditujukan untuk pemeliharaan aset tetap seperti bangunan, mesin, dan jalan.
SGRO sebenarnya masih melakukan finalisasi capex untuk tahun depan. Namun, Michael memperkirakan capex SGRO di tahun 2021 berada di kisaran Rp 500 miliar-Rp 800 miliar.
“Tentu kami akan terapkan selective spending terhadap prioritas bisnis sembari melihat kondisi bisnis di tahun depan,” ujar dia.
Manajemen SGRO optimistis prospek bisnis minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di tahun depan akan lebih positif. Memang, di awal Januari hingga pertengahan tahun 2020, harga CPO global sempat turun signifikan seiring efek pandemi Covid-19.
Kendati begitu, pelan tapi pasti harga CPO mulai menanjak kembali. Hal ini disebabkan masih terbatasnya persediaan CPO sedangkan di sisi lain konsumsi CPO berangsur-angsur membaik, meski belum mencapai kondisi sebelum pandemi. Negara-negara seperti India dan China pun mulai gencar kembali mengimpor CPO.
“Sekarang harga CPO sudah mulai membaik dan diharapkan berlanjut pada tahun depan, sehingga berdampak positif bagi kinerja kami,” jelas Michael.
Sebagai informasi, penjualan SGRO hingga kuartal III-2020 mencapai Rp 2,25 triliun atau turun tipis 0,44% (yoy) dibandingkan penjualan per kuartal III-2019 sebesar Rp 2,26 triliun. Adapun laba bersih SGRO meningkat 8% (yoy) dari Rp 16,4 miliar menjadi Rp 17,8 miliar.
Selanjutnya: Sampoerna Agro (SGRO) optimistis produksi CPO terus meningkat hngga tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News