Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit, Sampoerna Agro (SGRO) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini antara Rp 400 miliar hingga Rp 700 miliar.
Investor Relations Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri mengatakan dana ini akan dialokasikan untuk kegiatan perkebunan dan non-perkebunan.
“Pada tahun 2024, Perseroan menganggarkan capex sebesar Rp400 hingga 700 miliar. Dimana 40%-nya akan digunakan untuk kegiatan perkebunan dan 60% lainnya untuk kegiatan non-perkebunan,” ungkap Stefanus saat dihubungi Kontan, Kamis (07/03).
Stefanus menambahkan, tahun ini SGRO juga cukup optimis dengan produksi Tandan Buah Segar (TBS) meski masih dipengaruhi dari dampak El-Nino tahun lalu.
Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) Reklamasi Lahan Bekas Tambang Seluas 1.205 Hektare
“Produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada kebun inti kami diperkirakan masih dapat tumbuh pada tahun 2024. Akan tetapi produksi TBS dari kebun plasma diperkirakan akan menurun, yang salah satunya disebabkan oleh adanya kegiatan replanting dari kebun plasma. Kami berharap total produksi TBS (inti dan plasma) pada tahun 2024 masih dapat sama dengan tahun sebelumnya,” jelasnya.
Terkait penambahan pabrik kelapa sawit (PKS) tahun ini, perseroan ungkapnya masih melakukan pemantauan dan kajian terkait rencana penambahan. Namun, jika terkait peningkatan kapasitas produksi, SGRO ungkapnya tetap fokus untuk peningkatan kinerja operasional.
“Yaitu dengan melanjutkan program intensifikasi yang telah berjalan pada tahun-tahun sebelumnya seperti mekanisasi, water management system, dan peningkatan infrastruktur serta digitalisasi untuk meningkatkan monitoring, efektivitas produksi dan efisiensi kerja di kebun,” ungkap Stefanus.
Terkait target pertumbuhan laba dan pendapatan pada 2024, Stefanus mengatakan saat ini target masih sangat dipengaruhi oleh harga jual CPO, dimana sangat bergantung kepada mekanisme pasar dan fluktuatif harga.
Oleh sebab itu Perseroan akan tetap fokus program meningkatkan produktivitas kelapa sawit melalui program-program yang telah dilakukan sebelumnya serta melakukan efisiensi kerja untuk dapat meningkatkan kinerja operasional dan keuangan.
“Harga CPO diperkirakan akan tetap solid pada semester pertama 2024, yang ditopang dengan adanya bulan Ramadan yang akan dimulai awal Maret 2024 dan fully implementation dari program B35,” katanya.
Baca Juga: Mega Perintis (ZONE) Prediksi Penjualan Melonjak 250% Jelang Lebaran 2024
Terkait ekspansi penjualan, SGRO tahun ini juga masih akan fokus pada penjualan CPO untuk pasar domestik, dan mencoba untuk mengambil langkah terbaik di tengah fluktuasi harga minyak kelapa sawit.
“Ini, satu tantangan yang kami lihat dari industri sawit (fluktuasi harga minyak kelapa sawit) karena sangat bergantung kepada beberapa faktor supply dan demand. Di samping itu, komponen biaya juga dapat mempengaruhi kinerja Perseroan,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News