kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sang Hyang pasrah porsi penyaluran benih dipangkas


Minggu, 05 April 2015 / 15:05 WIB
Sang Hyang pasrah porsi penyaluran benih dipangkas
ILUSTRASI. PT Pertamina memastikan kuota Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite masih mencukupi sampai akhir tahun.. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mengurangi porsi penyaluran benih bersubsidi dari Sang Hyang Seri (SHS). Namun SHS mengaku pasrah jika porsi subsidi dikurangi. Sebab perusahaan mengalami kesulitan finansial dalam pemenuhan kebutuhan benih pangan bersubsidi.

Syaiful Bahri, Direktur Pemasaran SHS optimis tahun ini penyerapan benih bersubsidi lebih baik ketimbang tahun lalu. "Tahun lalu kami kesulitan soal finansial. Namun sekarang sudah teratasi. Saat ini kami fokus untuk penyaluran benih yang siap sebanyak 3.500 ton," tandas Bahri.

Perusahaan masih menunggu daftar permintaan benih. Meski perusahaan siap menyalurkan benih sebanyak 3.500 ton. Syaiful memperkirakan permintaan mulai bergerak pada April. Perusahaan menargetkan tahun ini produksi benih setahun bisa mencapai 100.000 ton lebih rendah daripada produksi tahun 2014 sebanyak 120.000 ton.

Namun rupanya selama tiga bulan ini, SHS belum menyalurkan benih bersubsidi kepada petani. SHS beralasan, belum ada permintaan benih dari petani.

Sebelumnya memang alokasi penyebaran benih dari SHS lebih tinggi sedikit sebesar 60%. Sisanya, 40% oleh Pertani. Namun kondisi tersebut berubah pasca dua provinsi yakni: Sumatera Barat dan Jambi menolak benih subsidi dari SHS.

Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian sempat menyentil SHS. Menurutnya permasalahan klasik yang terus terjadi menjelang musim tanam adalah langkahnya benih dan pupuk. Ia mengandaikan jika terjadi keterlambatan selama satu minggu maka masa tanam mundur.

Kerugian yang ditanggung negara dengan harga gabah misalnya Rp 3.700 per kilogram (kg) dengan luas lahan padi tertanam sebesar 13 juta hektar (ha). Mentan menghitung kerugian bisa mencapai Rp 20 triliun setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×