Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sayap Mas Utama (Wings Group) menyatakan siap mengakomodasi kemungkinan melonjaknya permintaan mie instan di tengah-tengah pandemi corona (Covid-19) yang tengah mewabah. Produsen mie instant yang dikenal melalui produk Mie Sedap tersebut memastikan tidak akan ada kenaikan harga produk di tengah situasi yang demikian.
“Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan konsumen, termasuk bila ada peningkatan permintaan khususnya di masa-masa seperti ini,” ujar Mita Ardiani, Senior Brand Manager Noodles PT Sayap Mas Utama (Wings Group) kepada Kontan.co.id (18/3).
Baca Juga: Ada corona, Sri Mulyani proyeksi pertumbuhan ekonomi 4,5%-4,9% di kuartal I 2020
Seperti diketahui, mie instan merupakan salah satu bahan pokok yang ketersediaannya tengah menjadi perhatian pemerintah belakangan ini. Sebagaimana telah dimuat dalam pemberitaan Kontan.co.id (17/03) sebelumnya, pemerintah baru saja mengeluarkan surat edaran bernomor B/1872/III/Res.2.1/2020/Bareskrim pada 16 Maret 2020 lalu.
Berdasarkan isi surat edaran tersebut, produk mie instan dibatasi pembeliannya menjadi maksimal 2 kardus. Pembatasan juga dikenakan pada sejumlah bahan pokok lainnya dengan rincian pembelian minyak goreng maksimal 4 liter, beras maksimal 10 kilogram (kg), dan gula maksimal 2 kg.
Baca Juga: Jumlah pasien corona diprediksi terus meningkat, Yuri: Semoga April terkendali
Menyoal pasokan, manajemen sendiri tidak memungkiri bahwa sebelumnya stok ketersediaan mie instan di berbagai supermarket, minimarket, dan gerai ritel lainnya sempat berkurang ketika fenomena panic buying terjadi di kala isu corona pertama kali merebak beberapa waktu lalu. Namun demikian, manajemen memastikan bahwa ketersediaan stok mie instan perusahaan saat ini telah kembali normal di gerai-gerai ritel yang ada.
Selain memastikan ketersediaan pasokan mie instan di gerai ritel, manajemen juga menyatakan siap melayani permintaan mie instan pada kanal marketplace. Hal ini menyusul adanya imbauan dari pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah guna mengatasi risiko penyebaran corona. “Permintaan di marketplace akan meningkat karena masyarakat lebih memilih membeli kebutuhan mereka secara online,” terang Mita (18/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News