Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Schneider Electric terus menunjukkan komitmennya terhadap penguatan industri nasional dengan merampungkan perluasan pabrik pintarnya di Cikarang seluas 3.200 meter persegi pada 2025.
Perluasan ini merupakan bagian dari rencana ekspansi lima tahun (2024–2029) dan menjadi langkah strategis dalam menghadapi lonjakan permintaan domestik maupun internasional, khususnya dari sektor pusat data, utilitas listrik, minyak & gas, serta pertambangan.
Pabrik Cikarang kini menjadi salah satu fasilitas produksi utama Schneider di Asia, dengan kemampuan memproduksi switchgear tegangan rendah (LV) dan menengah (MV) serta solusi digital mutakhir seperti Pure Air SM AirSet dan MCSet.
Baca Juga: Schneider Electric Percepat Pengembangan Pabrik AI Berskala Besar Bersama Nvidia
Ekspansi ini diklaim mampu meningkatkan kapasitas produksi LV hingga 200%, sekaligus memperkuat skalabilitas operasional untuk ekspor ke pasar-pasar strategis seperti Malaysia, Vietnam, Korea Selatan, Australia, dan Singapura.
“Sebagai pusat produksi Made in Indonesia, kami ingin menumbuhkan dampak ekonomi riil. Dengan target 1.500 tenaga kerja hingga 2029 dan hampir seluruh karyawan saat ini merupakan warga Indonesia, kami ingin menjadi mitra nyata dalam pembangunan industri nasional,” ujar Martin Setiawan, President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste dalam keterangan resmi, Selasa (24/6).
Selain menyasar pertumbuhan kapasitas, ekspansi ini juga memperkuat rantai pasok lokal. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk mencapai 40%, sementara 82% pasokan bahan baku berasal dari mitra dalam negeri. Total produksi pabrik kini didistribusikan hampir seimbang: 50% untuk kebutuhan domestik dan 50% untuk ekspor.
Baca Juga: Schneider Electric Luncurkan Pengisi Daya Portable Berbasis Energi Bersih
Teknologi yang diterapkan di pabrik Cikarang termasuk sistem otomasi berbasis kecerdasan buatan (AI), sistem digital Factory Acceptance Testing (FAT), dan EcoStruxure yang merupakan platform digital andalan Schneider.
Tak hanya fokus pada efisiensi, pabrik ini juga sepenuhnya menggunakan energi hijau, terdiri dari 23% tenaga surya dan 77% tenaga hidro. Solar rooftop yang digunakan mampu menekan emisi karbon hingga 181 ton per tahun.
Selanjutnya: Citra Marga Nusaphala (CMNP) Absen Bagi Dividen, Simak Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: Musim Liburan, Gangguan Perjalanan Whoosh Akibat Layang-Layang Meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News