Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tidak ingin ketinggalan dalam segi kecanggihan teknologi, perusahaan Intel terus lakukan inovasi terbaru. Salah satunya dengan meluncurkan tablet edukasi interaktif untuk pertama kalinya di Indonesia. Intel Indonesia dengan menggandeng PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), PesonaEdu, dan Microsoft Indonesia meluncurkan tablet edukasi interaktif pertama menggunakan prosesor Intel di Indonesia bertajuk GramediaBook.
Tablet dengan ukuran 8.1 inci ini didukung oleh prosesor generasi terbaru Intel Baytrail dengan sistem operasi terbaru Windows 8.1 Bing yang juuga dilengkapi dengan Microsoft Office 365 yang bisa digunakan secara cuma-cuma selama satu tahun.
Tablet ini juga memiliki aplikasi Parental Control oleh McAfee Internet Security sehingga tablet ini aman digunakan oleh anak-anak usia sekolah. Selain itu, tablet edukasi ini juga dilengkapi dengan bundling BDI (Buku Digital Interaktif), Enrichment (Pengayaan Pengetahuan), Assesment (Koleksi soal/Try Out), dan English e-learning dengan jumlah terbatas.
Konten edukasi dalam tablet ini pun sudah disesuaikan dengan kurikulum yang dipakai saat ini, baik kurikulum 2013 mapun kurikulum 2006. Dengan fitur-fitur tersebut, tablet ini dijual seharga Rp 2,2 juta yang ditujukan kepada guru dan pelajar mulai dari TK hingga kelas 12.
Country Manager Intel Indonesia Harry K. Nugraha mengatakan, melalui hadirnya tablet edukasi ini diharapkan bisa mengubah paradigma pendidikan di Indonesia yang mampu meningkatkan daya saing bagi pelajar di Indonesia. Sehingga akhirnya bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik. Caranya adalah dengan membuat tablet yang bisa memberikan sarana belajar dan bermain sekaligus kepada para pelajar.
"Untuk mendukung transformasi yang signifikan dalam dunia pendidikan terutama di Indoensia, kami ingin memaksimalkan penggunaan tablet sebagai pengganti buku pelajar agar bisa memberikan pengalaman belajar yang interaktif serta menanamkan keahlian terkini dalam bidang pendidikan,"ujar Harry, Selasa (3/2).
Selain melakukan inovasi dalam bidang pendidikan, Harry juga bilang pihaknya tengah mempersiapkan peluncuran teknologi baru di segmen smartphone yang sudah mengusung teknologi 4G LTE. Saat ini, Intel sendiri telah menyediakan chipset untuk teknologi LTE yang bisa diaplikasikan ke dalam processor untuk smartphone.
Namun pada tahun ini, Harry menyebut Intel akan meluncurkan teknologi generasi terbaru yang bisa mengintegrasikan antara processor dan modem sekaligus yang disebut System on Chip (SoC). SoC ini dipercaya bisa membuat kinerja ponsel pintar semakin cepat. Namun sayangnya, Harry masih belum mau menyebut kapan tepatnya produk ini dirilis di Indonesia.
"Saat ini memang kami belum rilis SoC. Tetapi pastinya tahun ini akan kami rilis,"ujar Harry.
Selain meningkatkan produk di segmen smartphone, Intel Indonesia pada tahun ini juga akan mulai menciptakan processor dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya agar bisa digunakan pada jam-jam pintar yang saat ini tengah gencar dipasarkan oleh beberapa produsen ponsel ternama.
Melalui inovasi tersebut, Harry menyebut saat ini bisnis Intel terus berkembang. Bila dulu Intel hanya bermain di server, sekarang sudah masuk ke produk tablet, smartphone dan terakhir masuk ke segmen jam tangan pintar. "Jadi chipset kami yang tadinya satu board hanya sebesar perangko yang mampu menjalankan teknologi pantium terkini, sekarang ukurannya bisa berkurang hanya sebesar 6% dari perangko,"katanya.
Terakhir, Harry bilang pihaknya juga tengah fokus melakukan kegiatan komunitas bagi startup application developer di mana Intel sebagai perusahaan teknologi akan membuat komunitas bagi para startup developer untuk bisa menjembatani teknologi antara hardware dan software.
"Kami ingin memberi dukungan bagi kemajuan teknologi baik dari sisi hardware maupun software dengan membuat komunitas. Sehingga nantinya antara hardware dan software bisa menjadi satu peralatan sendiri,"kata Harry.
Dengan berbagai kegiatan tersebut, Harry yakin bisnis Intel di Indonesia akan cukup baik pada tahun ini. Pada tahun 2014, Intel mengklaim berhasil menduduki nomor dua di pasar prosesor untuk segmen tablet. Prestasi ini menjadi modal kuat bagi Intel untuk terus memacu bisnisnya di tahun 2015.
Apalagi iklim politik di Indonesia pada 2015 terlihat lebih baik dan stabil dibandingkan tahun lalu. Apalagi pemerintahan yang baru yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo berencana untuk menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan sistem birokrasi pemerintahan seperti rencana penerapan e-Goverment.
"Saya yakin hal-hal tersebut diyakini bisa mendorong pertumbuhan bisnis informasi teknologi di Indoensia pada tahun ini,"ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News