kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Emiten Baja Catatkan Kinerja Kokoh di Kuartal Pertama 2022


Minggu, 05 Juni 2022 / 19:53 WIB
Sejumlah Emiten Baja Catatkan Kinerja Kokoh di Kuartal Pertama 2022
ILUSTRASI. Aktivitas ekspor baja produksi PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten baja mencatatkan kinerja ciamik sepanjang tiga bulan pertama 2022. Mayoritas emiten membukukan kenaikan dari sisi pendapatan.

PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) misalnya, berhasil meraih laba bersih US$ 15,8 juta pada triwulan pertama 2022. Realisasi tersebut meningkat 113,6% dibandingkan dengan laba pada periode yang sama tahun 2021 sebesar US$ 7,4 juta.

Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan dari sisi top line. GGRP berhasil membukukan penjualan bersih sebesar US$ 235 juta, meningkat 70,4% dari periode yang sama sebelumnya yakni US$ 138 juta.

Baca Juga: Emiten Manufaktur Optimistis Kinerja Bakal Membaik

“Raihan ini sangat menggembirakan dan kami melakukan start yang lebih baik dari tahun lalu. Hal ini membuat kami sangat antusias menjalani 2022. Kondisi demikian juga membuktikan, bahwa masih banyak potensi untuk Gunung Raja Paksi dan industri ini, "kata Harianto, Direktur Keuangan GGRP, Jumat (3/6).

Presiden Direktur GGRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng mengatakan, kinerja positif yang dicetak GGRP menandakan bahwa perusahaan yang dia pimpin secara konsisten telah membukukan laba positif selama enam kuartal berturut-turut sejak triwulan keempat 2020. Hal tersebut menjadi bukti konkret atas keberhasilan berbagai perubahan yang dilakukan manajemen sejak 2020 lalu.

“Keberhasilan Gunung Raja Paksi melakukan transformasi dalam waktu yang singkat ini, salah satunya berkat kerja keras seluruh tim terkait bersama divisi Transformation Office,” ungkap pria yang akrab disapa Argo ini.

Baca Juga: Laba Bersih Gunung Raja Paksi (GGRP) Melonjak 113,6% di Kuartal I-202

Kinerja menggembirakan tersebut, lanjut Argo, juga semakin membuat optimistis GGRP. Terlebih beberapa faktor eksternal juga turut berpengaruh, termasuk pulihnya perekonomian sebagai akibat meredanya pandemi Covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia pada triwulan pertama 2022 tumbuh sebesar 5,01% secara year-on-year (yoy).

Emiten baja milik negara, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) juga berhasil mencetak kinerja apik sepanjang tiga bulan pertama 2022. KRAS meraih laba sebesar Rp 384,23 miliar, meningkat 15,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kinerja positif ini juga terjadi pada raihan pendapatan KRAS yang meningkat 39,6% menjadi sebesar Rp 9,78 triliun. Sebagai perbandingan, di periode yang sama tahun 2021 pendapatan KRAS hanya Rp 7 triliun.

Baca Juga: KRAS Menerbitkan Obligasi Konversi (OWK) Rp 800 Miliar

Dari sisi volume, penjualan Krakatau Steel sepanjang periode ini naik 7,5% dari semula 492.000 ton menjadi 529.000 ton. Pun demikian dari sisi produksi yang meningkat 9,5% dari sebesar 483.000 ton menjadi 529.000 ton pada kuartal pertama 2022.

Di periode ini, Krakatau Steel Steel juga mencatatkan prestasi rekor penjualan ekspor di Maret 2022 yang mencapai 116.406 ton. Selain itu, penjualan baja domestik juga meningkat dengan dicatatkannya rekor pengiriman baja domestik yang mencapai 245.000 ton per Maret 2022.

Kinerja KRAS pada awal tahun 2022 melanjutkan kinerja positif KRAS sejak 2020, dimana kondisi bottom line (laba bersih) KRAS berada di angka positif. Menurut Direktur Keuangan Krakatau Steel, Tardi, ini merupakan buah manis dari langkah-langkah transformasi dan restrukturisasi KRAS terus dilalukan.

Baca Juga: Pabrik Baja Hancur Diserang Rusia, Miliarder Ukraina Akan Tuntut Rusia

Capaian ini juga tidak lepas dari dukungan para kreditur (bank) yang telah menyetujui program restrukturisasi sejak 2019, serta adanya obligasi wajib konversi (OWK) dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 2,2 triliun. OWK seri A ini telah dimanfaatkan secara keseluruhan untuk pembelian bahan baku guna memenuhi kebutuhan pasar/konsumen.

Berikutnya, KRAS akan memanfaatkan penerbitan OWK seri B senilai Rp 800 miliar, yang diupayakan bisa terealisasi pada triwulan ketiga 2022. Selain penerbitan/pemanfaatan OWK seri B, ada sejumlah aksi korporasi yang akan dilaksanakan KRAS.

Pertama, penambahan penyertaan KRAS di PT Krakatau Posco,  dari  semula 30% menjadi 50% dengan menginbreng salah satu pabriknya. Inisiatif ini untuk memperbaiki bisnis model dan kinerja PT Krakatau Posco.

Kedua, KRAS juga akan melepas sebagian sahamnya di salah satu perusahaannya yang rencananya akan dilakukan pada triwulan ketiga/keempat tahun ini. Hasil dananya akan digunakan untuk mengurangi beban utang yang jatuh tempo di tahun ini.

Baca Juga: Reaktivasi Pabrik Blast Furnace, Krakatau Steel (KRAS) Gandeng Perusahaan Asal China

“Dengan berkurangnya beban utang dan terus dilakukannya program efisiensi secara terus menerus, KRAS optimistis kinerja tahun 2022 ini lebih baik dibanding tahun 2021 dan 2020,” pungkas Tardi.

Sementara itu, PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) berhasil meningkatkan pendapatannya sebesar 88.4% menjadi Rp 2,01 triliun di kuartal pertama 2022. Namun, laba bersih ISSP terkoreksi tipis 1% menjadi Rp 120,4 miliar dari sebelumnya Rp 121,7 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Dalam paparan kinerja kuartalan, manajemen ISSP menyebut hal ini berbarengan dengan naiknya beban pokok penjualan (COGS) sebesar 112,5%. Kenaikan beban pokok penjualan ini disebabkan harga kumparan (coil) yang lebih tinggi. Namun, laba bersih yang relatif stabil ini masih sejalan dengan target tahunan yang dipasang ISSP.

Baca Juga: Usai Catatkan Kenaikan Laba, Begini Prospek Emiten Tambang Logam ke Depan

Emiten dengan nama beken Spindo ini menyebut, terdapat sejumlah faktor yang menjadi peluang untuk meningkatkan kinerja. Seperti fokus pemerintah pada pembangunan infrastruktur, pembangunan ibukota baru (IKN), relokasi industri besar ke Indonesia, berlanjutnya pembatasan ekspor bahan mentah, dan masih rendahnya konsumsi baja per kapita.

Meski demikian, sejumlah emiten baja juga mengalami kontraksi kinerja. Sebut saja PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) yang rugi bersihnya membengkak menjadi Rp 13,70 miliar dari sebelumnya hanya Rp 3,05 miliar. PT Saranasentral Bajatama Tbk (BAJA) bahkan membukukan kerugian senilai Rp 11,63 miliar dari sebelumnya mencatatkan laba bersih hingga Rp 42,92 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×