kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Sekitar 10% proyek migas terlambat


Senin, 16 Mei 2011 / 08:30 WIB
Sekitar 10% proyek migas terlambat
ILUSTRASI. Tahun ini Aneka Tambang (ANTM) mengalokasikan capex senilai Rp 1,5 triliun.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Lima proyek dari total 53 proyek minyak dan gas bumi (migas) tahun ini dipastikan terlambat atau tidak berjalan sesuai jadwal.

Penyebab terlambatnya pelaksanaan proyek ini beragam, mulai dari masalah dana, persetujuan biaya eksplorasi migas, revisi plan of development (POD), persoalan tumpang tindih lahan, hingga tender.

Untuk proyek gas, alasan keterlambatan adalah belum ada pembeli gas (offtaker). "Jadi dari 53 proyek yang terlambat 10%," kata Kepala Divisi Manajemen Proyek Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Iwan Ratman, akhir pekan lalu.

Kelima proyek itu meliputi Ruby Field Development (Pearl Oil Sebuku Ltd), Muriah Development (Petronas Carigali Ltd), Kerendan Gas Plant Facility (Elnusa Bangkanai Energy Ltd), Air Itam Production Facility (JOB Pertamina Golden Spike Indonesia), dan Lapangan Jambi Merang (JOB Pertamina Talisman Jambi Merang).

Penyebab terlambatnya kelima proyek ini memang berbeda-beda. Untuk proyek Air Itam misalnya, dipicu kendala dana. Dalam kasus ini, menurut Iwan, Golden Spike belum menyetor dana sesuai kesepakatan. "Air Itam butuh dana US$ 100 juta," kata Iwan.

Seharusnya proyek ini sudah berjalan kuartal IV tahun 2009. Namun, karena kendala dana, proyek itu diperkirakan baru berjalan pada kuartal II tahun 2012.

Selain lima proyek yang terlambat, masih ada 16 proyek lain yang berpotensi terlambat. Contohnya Pondok Makmur (Pertamina EP), Blok A Gas Field Development (Medco E&P Indonesia Malaka), dan Dayung Early Compression (ConocoPhilips Indonesia Ltd).

Untuk proyek migas lepas pantai, beberapa yang terancam terlambat adalah Bawal (ConocoPhilips Indonesia), Gajah Baru (Premier Oil Natuna), dan Wortel Development (Santos Ltd). "Di antara yang telat itu, yang memproduksi minyak hanya Jambi Merang, sehingga proyek-proyek yang terlambat ini tidak akan mempengaruhi produksi migas," kata Iwan.

Tahun ini, pemerintah menetapkan target produksi minyak mentah 970.000 barel per hari (bph) lebih tinggi dari target 2010 965.000 bph.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×