Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri forklift di Indonesia tengah memasuki fase transformasi besar, dipicu oleh tren elektrifikasi, otomatisasi, serta perkembangan pesat di sektor logistik dan manufaktur.
Perubahan ini, yang telah memengaruhi pasar global, kini mulai terasa dampaknya di Indonesia. Handy Chang, Founder PT Inovasi Sukses Sentosa (Indotrading.com) memberikan pandangannya terkait transformasi ini.
“Forklift listrik bukan sekadar memenuhi regulasi lingkungan, tetapi juga menawarkan solusi yang lebih efisien dan ramah lingkungan untuk industri logistik dan manufaktur,” ujar Handy dalam keterangannya seperti dikutip, Kamis (8/1/2025).
Baca Juga: Manajer Transformasi Industri 4.0, Kunci Transformasi Digital di Sektor Manufaktur
Elektrifikasi forklift diprediksi akan menjadi tren utama, dengan dominasi pasar global pada 2025. Secara global, pasar forklift diperkirakan tumbuh hingga 50%, dari 2 juta unit pada 2022 menjadi 3 juta unit pada 2032.
Peningkatan ini didorong oleh kebutuhan akan alat berat yang lebih hemat energi dan berkelanjutan. Di Indonesia, data Indotrading.com menunjukkan lonjakan permintaan forklift listrik lebih dari 30% dalam setahun terakhir.
Di tingkat global, negara-negara seperti China dan kawasan Eropa diperkirakan akan mencapai elektrifikasi forklift hingga 50% pada 2025.
Selain itu, penggunaan baterai lithium-ion pada forklift diprediksi akan menguasai lebih dari 50% pasar global pada 2030, berkat keunggulan efisiensi energi dan biaya operasional yang lebih rendah.
Baca Juga: Huawei Cloud Siap Memacu Transformasi Industri Fintech Indonesia
Permintaan forklift listrik juga didorong oleh semakin tingginya adopsi otomatisasi di gudang dan pusat distribusi. Di Indonesia, lebih dari 40% transaksi forklift melalui Indotrading.com melibatkan produk dengan teknologi canggih, seperti forklift otomatis dan yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT).
Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menyajikan data akurat untuk pengelolaan armada yang lebih baik.
“Forklift dengan IoT memungkinkan kontrol yang lebih optimal dan memberikan data akurat. Ini akan meningkatkan efisiensi operasional sekaligus menekan biaya,” jelas Handy.
Di tingkat global, lebih dari 26.000 gudang pintar kini memanfaatkan teknologi otomatisasi dan IoT untuk mengoptimalkan proses kerja mereka.
Sektor logistik dan manufaktur di Indonesia terus berkembang, seiring dengan pertumbuhan e-commerce yang pesat. Kondisi ini mendorong kebutuhan akan solusi logistik yang lebih cepat dan efisien.
Forklift listrik, yang menawarkan biaya operasional rendah dan emisi lebih ramah lingkungan, menjadi pilihan utama untuk mendukung operasional di kedua sektor ini.
Baca Juga: Ekspansi ke Sektor Logistik, Begini Strategi Pos Indonesia
“Adopsi forklift listrik di Indonesia semakin meningkat, didorong oleh kebutuhan untuk menekan biaya operasional dan memenuhi standar emisi yang lebih ketat,” tambah Handy. Data Indotrading.com mencatat bahwa sektor logistik dan manufaktur menyumbang lebih dari 50% total permintaan forklift dalam satu tahun terakhir.
Menjelang 2025, industri forklift di Indonesia diperkirakan semakin adaptif terhadap teknologi baru. Elektrifikasi, otomatisasi, dan penerapan IoT akan terus mendominasi pasar, membuka peluang besar bagi para pelaku industri untuk menciptakan operasional yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Transformasi teknologi ini tidak hanya akan mengubah cara kerja kita, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi perusahaan untuk mengoptimalkan operasional mereka,” tutup Handy.
Selanjutnya: Menteri KKP: Pagar Laut di Tangerang Akan Dicabut Jika Tak Ada Izin Resmi
Menarik Dibaca: Cara Membersihkan Kuas Makeup yang Benar Menurut Dokter Kulit, Sudah Tahu?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News