Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 dinilai oleh Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) dapat mendorong meningkatkan permintaan yang berdampak pada peningkatan penjualan di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sekertaris Jenderal (Sekjen) Akumindo, Edy Misero mengatakan bahwa Pilkada adalah pesta demokrasi yang mendorong adanya pengeluaran terutama dari pasangan calon (paslon), pengeluaran atau cost ini dinilai akan menyasar UMKM apalagi jika melihat banyak acara yang dilaksanakan menyasar masyarakat luas.
"Kalau ada pesta, pasti ada ekstra makanan, atau tampilan yang baru. Jadi kalau makanannya lebih banyak mau tampilanya lebih baru, perlu cost dan biaya," ungkapnya saat dihubungi Kontan, Kamis (10/10).
Edy menambahkan dari sisi asosiasi, pihaknya menilai UMKM bisa meningkatkan penjualannya hingga 30 persen dalam rangka Pilkada tahun ini.
Baca Juga: Aktivitas Pilkada Belum Tingkatkan Okupansi Hotel dan MICE Eastparc Hotel (EAST)
"Saya lihat sekitar 25% hingga 30% kenaikan penjualan di UMKM ini dibandingkan hari biasa ya. Untuk UMKM di banyak sektor, seperti industri tekstil-sablon, makanan juga. Dihampir semua sektor UMKM yang ada pasti akan menggeliat dengan adanya Pilkada," tambahnya.
Sayangnya, terkait besaran perputaran uang dari para Calon Kepala Daerah (Cakada) ke sektor UMKM, Edy bilang hal ini agak susah diprediksi, karena tergantung pada dana yang sudah disiapkan oleh masing-masing calon serta harga barang/konsumsi UMKM tempat berkampanye.
"Tapi kalau pengeluaran oleh para kandidat ini yang prediksinya agak sulit karena masing-masing, dan masing-masing wilayah juga punya keterbatasan dan rintangan tertentu. Misalnya harga barang di DKI Rp 400 rupiah, belum tentu harga barang yang sama segini juga di daerah lain," ungkapnya.
"Jadi anggaran yang dialokasikan oleh masing-masing calon kita anggap undertable. Tapi yang saya sebut tadi kenaikan 25-30% itu, misalnya kalau hari biasa pendapatan hanya Rp 1.000 sekarang dengan adanya Pilkada bisa Rp 1.250 hingga Rp 1.300," tambahnya.
Baca Juga: TikTok Gandeng Bawaslu dan KPU untuk Perkuat Upaya Jaga Integritas Pilkada 2024
Tak hanya Edy, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja juga mengatakan pusat perbelanjaan juga bisa 'kecipratan' efek positif dari Pilkada apalagi jika hari pencoblosan yaitu pada 27 November 2024 bisa ditetapkan sebagai hari libur nasional.
"Diperkirakan Pilkada 2024 akan berdampak terhadap tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan sebagaimana yang terjadi pada saat Pemilu yang lalu. Tapi, jumlah peningkatannya akan tergantung apakah 27 November 2024 ditetapkan sebagai hari libur atau tidak," katanya.
"Jika ditetapkan sebagai hari libur maka diprediksi rata - rata tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan akan meningkat sekitar 20% - 30%," tambahnya.
Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan sama dengan Pilpres, Pilkada juga diprediksi dapat menggerakan ekonomi Indonesia, terutama konsumsi sampai ke tingkat regional.
"Banyak yg diuntungkan, tidak hanya UMKM, saya rasa tetap akan meningkatkan konsumsi, bisa antara 5-10% (peningkatan) tiap regional," ungkapnya.
Baca Juga: Efek Pilkada Belum Terasa, Ini Strategi Dafam Hotel (DFAM) Kejar Target
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News