kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.343   34,00   0,22%
  • IDX 7.880   50,65   0,65%
  • KOMPAS100 1.202   6,31   0,53%
  • LQ45 976   5,86   0,60%
  • ISSI 228   0,30   0,13%
  • IDX30 499   3,40   0,69%
  • IDXHIDIV20 601   4,05   0,68%
  • IDX80 137   0,72   0,53%
  • IDXV30 140   0,08   0,06%
  • IDXQ30 167   0,88   0,53%

Selama mogok kerja produksi Freeport anjlok hingga 90%


Selasa, 05 Juli 2011 / 15:16 WIB
Selama mogok kerja produksi Freeport anjlok hingga 90%
ILUSTRASI. Sudah dimulai, berikut daftar HP Xiaomi yang mendapatkan update MIUI 12 gelombang 3


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Ribuan pekerja karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) melakukan aksi mogok kerja. Aksi mogok kerja ini telah dimulai sejak 4 Juli 2011 dan rencananya akan berlangsung hingga 11 Juli 2011.

Pemogokan kerja ini dikhawatirkan akan berdampak pada gangguan produksi, sebab dari 8.000 karyawan yang melakukan aksi mogok kerja massal, sebagian besar berasal dari bagian produksi. Bahkan ketika aksi mogok kerja massal ini terjadi tidak ada alat berat yang beroperasi.

"Saat ini produksi tidak penuh. Sebelum aksi mogok kerja kita full capacity 100% tetapi dengan adanya mogok kerja ini hampir seluruh kegiatan produksi berhenti, mungkin tinggal 10% kegiatan produksinya," ujar Ketua Bidang Organisasi pengurus unit kerja serikat pekerja kimia, energy, dan pertambangan serikat pekerja seluruh Indonesia PT Freeport Indonesia (PUK SP KEP SPSI PTFI), Virgo Solossa saat dihubungi KONTAN, Selasa (5/7).

Virgo menyatakan, karyawan sebenarnya sudah mengomunikasikan hal ini dengan pihak manajemen pada tanggal 23 Juni 2011. Dalam surat yang diajukan, karyawan meminta supaya enam pekerja yang di PHK oleh manajemen supaya diberikan surat peringatan 1. Namun, pihak manajemen menolak untuk memberikan surat peringatan.

"Mulai tanggal 30 Juni kami sudah negosiasi dengan manajemen yang difasilitasi pemerintah. Namun belum menemui titik temu sehingga kami melakukan aksi demo ini. Aksi ini sudah kami informasikan kepada manajemen lewat surat tanggal 23 Juni 2011," kata Virgo.

Selain menuntut adanya pembersihan kepada enam karyawan yang di PHK tersebut, karyawan Freeport juga meminta adanya kenaikan upah. Para pekerja Freeport selama ini hanya dibayar US$ 1,5 per jam. Mereka menuntut upah menjadi US$ 3 per jam atau dinaikkan 100%. Para pekerja membandingkan dengan karyawan Freeport McMoran di negara lain menerima upah hingga US$ 15 per jam.

Dihubungi secara terpisah juru bicara PTFI, Ramdhani Sirait membenarkan bahwa kinerja produksi terganggu akibat aksi mogok kerja massal ini. Namun, untuk kegiatan operasi lainnya dan pengapalan tidak terganggu. Pengiriman barang terhadap pembeli masih sesuai dengan jadwal. "Proses pengiriman konsentrat tidak terganggu dan situasi tetap tenang sampai saat ini," ujar Ramdhani Sirait, lewat pesan singkatnya.

Sementara itu, Dirjen Mineral dan Batubara Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Thamrin Sihite meminta kepada PT Freeport Indonesia untuk segera melakukan negosiasi dan menyelesaikan aksi mogok kerja massal ribuan karyawan perusahaan tambang emas dan tembaga asal AS tersebut.

"Kami minta Freeport segera menyelesaikan aksi demonstrasi. Silahkan bermusyawarah, Itu cara yang paling baik," ujar Thamrin.

Berdasarkan laporan yang masuk kepada pemerintah, aksi mogok kerja massal tersebut belum mengganggu produksi Freeport. Kendati demikian, pemerintah ingin supaya masalah tersebut segera diselesaikan. Proses penyelesaian itu, kata Thamrin karena pemerintah tidak ingin aksi unjuk rasa tersebut tidak sampai mengganggu produksi Freeport.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×