Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) masih yakin bisa membukukan pendapatan dan laba tumbuh 5% sampai 10% di 2020. Padahal di tahun ini saja SMSM mengoreksi targetnya menjadi di bawah 5% dari sebelumnya 10%.
Direktur Keuangan Selamat Sempurna Ang Andri Pribadi melihat pertumbuhan penjualan perusahaan yang hingga kuartal ketiga tahun ini minus, membuatnya memangkas target penjualan pada Agustus lalu.
Baca Juga: Performa Banyak Perusahaan Tidak Sesuai Target, Ini Kinerja Emiten Indeks Kompas100
"Tahun lalu memang menargetkan bisa tumbuh sampai 10% tapi dengan kondisi turbulensi seperti ini perusahaan menargetkan penjualan hanya bisa tumbuh single digit atau di bawah 5%," jelasnya saat ditemui Kontan.co.id di Jakarta, Selasa (3/12).
Andri menjelaskan banyak tantangan yang harus dihadapi Selamat Sempurna. Mulai dari kondisi perang dagang (trade war) Amerika Serikat dan China yang membuat penjualan jadi seret. Selain itu tekanan harga Crude Palm Oil (CPO) mining juga turut menekan karena memengaruhi segmen heavy duty.
Kendati demikian, Andri tetap optimistis di tahun depan penjualan dan laba perusahaan ditargetkan mampu tumbuh 5%-10% ditopang oleh otomatisasi yang sudah rampung serta peningkatan kapasitas plant.
Hingga saat ini utilisasi pabrik SMSM masih rendah. Dia mengakui pabrik filter dan radiator yang berada di Tangerang dan Jakarta utilisasinya baru mencapai 50%. Begitu juga dengan pabrik filter di Malaysia utilisasinya masih 60%.
Andri bilang kapasitas terpasang ini rendah karena adanya proses shifting dari segmen otomotif menjadi heavy duty oriented. Proses ini membuat penurunan kuantitas produksi. Meski demikian, Andri menegaskan dari segi nilai jual meningkat.
Baca Juga: Masuk MSCI Global Standard Index, ini rekomendasi untuk saham EXCL dan ACES
Di sepanjang sembilan bulan tahun ini, Andry mengakui perusahaan baru mampu menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak 60%. Rinciannya, dari Rp 150 miliar yang dianggarkan, baru Rp 90 miliar yang terpakai. Andri menjelaskan kurangnya serapan capex karena ada otomatisasi yang tertunda karena prosesnya belum berjalan dengan baik.
Adapun di 2020, Selamat Sempurna masih mengaggarkan belanja modal sama dengan tahun ini sebesar Rp 100 miliar sampai dengan Rp 150 miliar.
Fokus penyerapan belanja modal adalah membeli mesin baru untuk keperluan peremajaan mesin. "Beberapa mesin akan dijadikan supplement mesin yang sudah tua jadi perlu diganti untuk menambah produktivitas," ujarnya.
Selain itu, belanja modal juga akan digunakan untuk melakukan otimatisasi terhadap sejumlah mesin pabrik. Namun, Andri tidak menjelaskan rinci tentang berapa nilai investasi ini karena katanya nilainya tidak besar.
Shifting segmen bisnis
Sejak 2013 Selamat Sempurna memang sudah mengurangi kapasitas segmen otomotif. Andri menjelaskan perusahaan telah melakukan shifting bisnis dari sebelumnya fokus ke suku cadang otomotif menjadi suku cadang heavy duty application.
"Aksi ini dilakukan untuk mengantisipasi industri kendaraan listrik yang akan digandrungi beberapa tahun ke depan sebab perusahaan tidak masuk ke industri suku cadang kendaraan listrik," jelasnya.
Baca Juga: ACES dan EXCL Masuk Indeks MSCI Global, Simak Rekomendasi Sahamnya
Hingga saat ini, Andri mengungkapkan penjualan heavy duty sudah 2/3 dari penjualan perusahaan. Adapun hingga 5-10 tahun ke depan penjualan heavy duty bisa berkontribusi hingga 90% dari penjualan konsolidasi perusahaan.
Selain heavy duty, Selamat Sempurna juga fokus pada pengembangan segmen filter dan radiator. Meski chanel distribusinya berbeda karena menyasar ke residensial dan perkantoran, fasilitas produksi diakui Andri masih sama.
Oleh karenanya, perusahaan tidak perlu mengeluarkan investasi khusus untuk memproduksi. "Kami akan memanfaatkan utilitas plant terpasang yang masih rendah untuk menambah produksi filter dan radiator," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News