Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Selandia Baru tampaknya sadar diri, bahwa negara di selatan Australia ini hanya punya beberapa produk andalan saja di pasar global. Seperti susu dan produk olahannya, daging sapi, atau buah kiwi. Tapi produk tersebut justru menjadi andalan negeri kiwi ini dalam merangsek pasar dunia termasuk Indonesia.
Tengok saja di pasar modern yang ada di kota-kota besar atau hotel berbintang. Tanpa sadar pasti kita bakal menjumpai produk si Kiwi ini. Seperti buah kiwi dari Zespri, beragam produk olahan susu dari raksasa Fonterra, coklat Whittaker’s atau minyak alpukat Tosca. Serta tak ketinggalan wine ala Selandia Baru.
Meski sudah dikenal, toh pemerintah Selandia Baru merasa perlu menggenjot penjualan produk ini di Indonesia. Lewat acara Taste New Zealand yang baru-baru ini terlaksana di Jakarta, Kedubes Selandia Baru pun berinisiatif mengundang para pebisnis lokal untuk hadir di acara tersebut. Beberapa pebisnis ritel, penyalur makanan serta dari pihak hotel diundang. “Kami sengaja mengundang mereka karena produk yang kami jual untuk kalangan menengah atas,” kata Fiona Acheson, Atase Perdagangan Selandia Baru untuk Indonesia, Malaysia dan Brunei.
Harapannya adalah tentu semakin banyak konsumen Indonesia yang menyukai produk makanan negeri Kiwi ini. Pakar kuliner William Wongso sengaja mereka undang. William di daulat meracik beberapa menu lokal yang bisa memakai bahan baku dari negeri Kiwi ini.
Maklum saat ini penyebaran produk makanan Selandia Baru belum meluas. Baru terbatas di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya serta Bali saja.
Padahal Indonesia termasuk negara tujuan ekspor ke sembilan terbesar dengan nilai perdagangan sebesar NZD 870 (Sekitar Rp 6 triliun) di tahun 2010. Sedangkan neraca perdagangan antara kedua negara sebesar NZD 1,5 miliar (Rp 10,4 triliun).
Data atase perdagangan Selandia Baru menunjukkan, sepanjang 2010 – 2011 ini, produk susu mendominasi impor dengan kontribusi sebesar 40% atau senilai NZD 347,4 (RP 2,4 triliun). Disusul daging sapi yang mencapai NZD 134,6 juta (Rp 940 miliar). “Nah, harapan kami adalah makin banyak lagi masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi produk kami,” tandas Fiona.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News