kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selektif, Midi Utama Indonesia (MIDI) tidak membuka jaringan baru hingga akhir 2020


Kamis, 19 November 2020 / 07:05 WIB
Selektif, Midi Utama Indonesia (MIDI) tidak membuka jaringan baru hingga akhir 2020


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) mengemukakan pembukaan jaringan gerai baru terhambat karena pandemi Covid-19 dan tidak membuka lagi jaringan baru hingga akhir 2020.

Sekretaris Perusaaan MIDI, Suantopo mengatakan, hal ini selaras dengan terganggunya perekonomian Indonesia di tahun 2020 karena pandemi Covid-19. Dia menuturkan, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan masyarakat untuk berdiam di rumah dan sosial distancing ini juga sangat mempengaruhi MIDI dalam ekspansi di tahun 2020 karena mengurangi kunjungan gerai.

"Tahun ini Midi Utama terhambat untuk membuka gerai-gerai baru yang telah ditargetkan tahun lalu. Sampai dengan akhir kuartal ketiga 2020 ini baru 75% dari target gerai baru yang terpenuhi. Dari sisi pendapatan juga pasti terimbas," kata dia pada paparan publik yang berlangsung di Tangerang, Rabu (18/11).

Pandemi ini memaksa masyarakat lebih selektif lagi di dalam memenuhi kebutuhannya. Suantopo berkata, Midi Utama berinovasi menciptakan strategi pemasaran kekinian untuk meningkatkan jumlah pelanggan yang berbelanja di gerai Alfamidi.

Baca Juga: Minimarket kebal krisis, pendapatan Alfamart (AMRT) dan Alfamidi (MIDI) tetap naik

Hal ini dilalukan dengan menggelar promo seperti program Semarak Awal Tahun yang berhadiah 20 unit motor, Program Rejeki 13 Tahun Alfamidi yang berhadiah uang tunai dan ribuan voucer belanja serta program Belanja di Alfamidi bawa Pulang Sepeda Brompton yang sampai saat ini periodenya masih berjalan. "Selain itu, kami juga menggenjot penjualan siap antar bernama Midi Kriing. Ini untuk memudahkan masyarakat dalam berbelanja di gerai-gerai Alfamidi tanpa harus keluar rumah," sambung dia.

Hingga kuartal ketiga 2020, pemilik jaringan minimarket Alfamidi ini mencatat kenaikan pendapatan 9,56% menjadi Rp 9,51 triliun dari sebelumnya Rp 8,68 triliun. Penjualan makanan dan non-makanan naik. Penjualan makanan di Alfamidi naik 10,06% menjadi Rp 5,47 triliun. Penjualan non-makanan naik 8,98% menjadi Rp 2,79 triliun.

Meski penjualan naik, laba bersih Midi Utama turun 2,82% menjadi Rp 137,47 miliar dari sebelumnya Rp 141,46 miliar. Pihaknya menyatakan, hingga akhir tahun ini, tidak meluncurkan pembukaan cabang baru.

Baca Juga: Sektor retail lesu, analis menyarankan investor untuk wait and see

"Kalau target pembukaan gerai baru angkanya tidak akan selisih banyak dengan pencapaian di tahun 2020 ini. Kami masih optimistis ekonomi tahun 2021 masih dapat tumbuh sekitar 5% seperti yang telah dirilis oleh AC Nielson," imbuh dia.

Berdasarkan lokasi geografis, kontribusi terbesar pendapatan Alfamidi di Jabodetabek mencapai 52,05% dari total penjualan. Sedangkan penjualan Jawa di luar Jabodetabek hanya 13,56%. Penjualan Alfamidi di luar Jawa mencapai 34,38% dari total penjualan. Sampai kuartal ketiga 2020, jumlah jaringan Alfamidi berjumlah 1.725 gerai, Alfamidi Super 21 gerai, dan Lawson sebanyak 68 gerai.

Baca Juga: Midi Utama Indonesia (MIDI) meraup laba bersih Rp 103,19 miliar di semester I-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×