Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mengincar pertumbuhan bisnis positif di sepanjang tahun 2024. Baik pendapatan maupun laba diharapkan dapat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan Semen Baturaja Hari Liandu menyampaikan, meski demand semen kuartal I-2024 masih tumbuh negatif, terutama segmen kantong (ritel) yang berkontribusi 70% dari konsumsi semen, SMBR masih optimistis permintaan akan meningkat pada semester kedua nanti.
“Pada tahun 2024 SMBR tetap optimis meningkatkan pendapatan melalui penjualan semen dan white clay sebesar 15% dari tahun lalu, serta peningkatan laba bersih di atas realisasi tahun 2023,” ungkap Hari, kepada Kontan.co.id, Kamis (16/5) lalu.
Baca Juga: Semen Baturaja (SMBR) Menggenjot Penjualan Semen
Sebagai gambaran, pendapatan SMBR naik tipis 0,58% (YoY) menjadi Rp 432,48 miliar pada kuartal pertama 2024, dibandingkan Rp 429,95 miliar di periode yang sama tahun lalu. Pendapatan tersebut meliputi penjualan pada pihak ketiga sebesar Rp 2,64 miliar. Kemudian pendapatan pada pihak berelasi sebanyak Rp 432,48 miliar.
Hingga akhir Maret lalu, SMBR mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 5,07 miliar atau lebih rendah 47,62% dibandingkan sebelumnya Rp 9,69 miliar pada akhir Maret 2023.
Hari menyebutkan, SMBR berhasil membukukan volume penjualan semen tumbuh 7% year on year (YoY). Namun demikian, memang ada penurunan demand pada kuartal I-2024 terutama karena menurunnya permintaan semen bag (ritel).
Pada tahun ini SMBR mengincar volume penjualan semen sebesar 2,7 juta ton di 2024, atau meningkat sekitar 24% secara tahunan. Untuk mencapainya, SMBR akan terus bersinergi dengan Semen Indonesia Group (SIG) untuk terus memantapkan strategi demi memenangkan pasar.
Di sisi lain, SMBR juga menjalankan operation excellence di berbagai lini, mulai dari pengadaan barang dan volume pooling di Holding serta penggunaan barang/jasa dengan TKDN tinggi yang akan menghasilkan Harga perolehan yang paling efisien.
Dari sisi operasi, telah dijalankan overhaul pada Q1 yang akan mendorong optimalisasi performa alat sehingga dapat beroperasi lebih efisien.
“Dan pada proses outbound produk, dilakukan reroute untuk memperoleh bauran distribusi dengan cost terbaik. Disamping itu tahun ini terdapat penambahan revenue melalui penjualan batukapur (by product) ke salah satu PLTU di Sumsel,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News