Reporter: Melati Amaya Dori |
SURABAYA. PT Semen Gresik Tbk (SMGR) sedang melakukan berbagai upaya untuk menuju industri hijau atau green industry. Salah satunya dengan mengolah sampah kota untuk menjadi energi alternatif.
”Keberhasilan pengelolaan lingkungan akan menggaransi terciptanya pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” ujar Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto melalui keterangan resminya kepada wartawan hari ini (13/8) di Surabaya. Ia berkata ingin mematahkan stigma bahwa industri semen selalu berimbas buruk ke lingkungan.
Di antaranya, Semen Gresik akan memanfaatkan bahan bakar alternatif sebagai sumber energi. Kini, Semen Gresik mengusung konsep waste to zero. Perusahaan memanfaatkan sampah dari Gresik dan Tuban untuk diolah menjadi energi alternatif. Volume sampah di Gresik tercatat sebanyak 650 meter kubik atau sekitar 217 ton per hari. Dan volume sampah di Tuban sebesar 250 meter kubik atau 83 ton per hari.
”Sampah kota tersebut akan diolah menjadi energi alternatif, pupuk kompos, dan recycle material. Kemudian, perusahaan akan mengambil energi alternatifnya,” ujar Kepala Departemen Litbang dan Jaminan Mutu Semen Gresik, Rudi Hermawan.
Semen Gresik juga berupaya mengolah limbah B3 dan non-B3 dengan prinsip reduce, reuse, recycle. Di sini, material sisa akan kembali ke proses produksi.
Di samping itu, Semen Gresik tengah mengembangkan proyek Clean Development Mechanism (CDM) untuk mengatasi gas rumah kaca. Proyek CDM sudah berjalan di Semen Gresik dan Semen Tonasa. Adapun Semen Padang menggelar proyek Waste Heat Gas Recovery Power Generation (WHPRG) yang mengolah gas buang menjadi listrik tambahan sebesar 8 MVA.
Catatan saja, SMGR memperoleh penghargaan Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sejak 2007 hingga 2011. Proper atau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan adalah program rutin yang diselenggarakan KLH untuk mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News