Reporter: Maria Rosita | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kehadiran department store susul-menyusul dengan pertambahan pusat perbelanjaan. Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Tutum Ruhanta menyebut, hingga semester pertama tahun ini, ada 250 - 300 department store di Indonesia. Menurutnya, angka itu naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Tutum menyebut, mayoritas dari department store itu berasal dari dalam negeri alias lokal. Namun, dept.store ala asing juga terus masuk. Salah satunya, Lotte Deptstore di Ciputra World, Jakarta. Tutum menyebut, kehadiran asing tidak bisa ditolak.
"Di Indonesia makin banyak kota metropolis, jadi memang pasarnya ada. Sah saja kalau manajemen mengadaptasi asing, asal produk tetap harus disesuaikan dengan masyarakat kita," kata Tutum kepada KONTAN, Selasa (12/7).
Selain itu, Tutum melihat keberadaan department store bertumbuh seiring membaiknya daya beli. "Makin ramai khususnya di kota-kota utama, hanya mereka yang bisa menerima kehadiran dept.store," ujarnya. Dia memprediksi, hingga akhir tahun ini, akan ada pertumbuhan jumlah dept.store hingga 20% dibanding tahun lalu.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia Stefanus Ridwan menilai, masuknya department store ala asing ke Indonesia sebagai potensi bagus, khususnya untuk menarik investor asing dan turis asing. "Lokasi bukan yang utama, yang penting konsepnya. Mereka harus bisa menyesuaikan brand dengan budaya orang Indonesia. Baik dari fesyen maupun makanan," ujar Stefanus.
Stefanus bilang, saat ini ada ratusan departement store di Indonesia, baik lokal maupun asing. Tak sedikit departement store asing yang bisa bertahan. Itu lantaran pusat perbelanjaan bisa melihat tren budaya belanja masyarakat. "Debenhams dan Sogo terbilang berhasil, ada yang tumbang, dan itu karena tidak bisa membaca selera konsumen," imbuhnya.
Stefanus memperkirakan jumlah departement store akan bertumbuh tahun ini, sebab, kehadiran departement store menjadi kekuatan mal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News