Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan proses penyehatan BUMN sakit masih terus berjalan. Mengingat pada akhir Maret 2025, seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditargetkan masuk dalam Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Menurut Erick, hingga saat ini proses penyehatan masih terus berlangsung. Ia menilai, awalnya jumlah BUMN sakit berjumlah 21. Kemudian sekarang, masih tersisa 7 BUMN yang bersatus 'sakit' atau bermasalah dari total 47 BUMN yang ada.
"Program daripada penyehatan BUMN kan sudah berjalan. Dulu jumlahnya banyak sekali, sekarang kan sudah banyak yang sehat kembali. Tapi contoh misalnya di 47 konsolidasi, itu 40 sehat, 7 masih restrukturisasi, jadi masih," ungkap Erick di Kantor BUMN, Rabu (12/03).
Lebih jauh, Erick mengatakan dengan adanya Undang-undang BUMN yang baru, pihaknya saat ini tengah memetakan BUMN berbentuk Perusahaan Umum (Perum) dengan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
Baca Juga: Kejagung Bantah Ada Fakta Keterlibatan Erick Thohir dan Boy di Kasus Minyak Pertamina
"Dan dengan undang-undang BUMN yang baru, kita juga sedang memetakan yang namanya PERUM dan PT, karena kan kalau PT sebagian kita akan transfer kepada Danantara, kalau yang PERUM statusnya seperti apa," ungkapnya.
Erick menyebut BUMN berbentuk PT akan ditransfer kepada Danantara, sedangkan ada potensi BUMN berbentuk PERUM diubah menjadi PT kemudian baru ditransfer ke Danantara.
"Bisa saja yang PERUM bermigrasi jadi PT, beberapa PERUM yang memang kita melihat ini bukan korporasi murni. Bisa saja nanti kita diskusikan dengan Kementerian lain," kata dia.
"Nah ini masih digodok semua, karena perubahan-perubahan undang-undang ini kan sedang berjalan," tambah Erick.
Tapi yang jelas, Erick menekankan semua BUMN akan berada di bawah Danantara, bukan hanya 7 BUMN dengan dividen tertinggi.
"Karena konsolidasi US$ 900 billion (miliar) itu yang mau kita capai kedepan," kata dia.
Erick juga menegaskan meskipun akhirnya semua BUMN ada di bawah Danantara, keputusan penggabungan dan penutupan BUMN masih berada di tangan Kementerian BUMN sendiri.
"Hak untuk merger, menutup, semua di BUMN tentu. Tapi kajiannya nanti Danantara akan bekerja sama. Karena ini kan sudah mulai dipisahkan antara kebijakan dan operasional," tutupnya.
Baca Juga: Rombak Direksi, Erick Thohir Tunjuk Adik Menhan Maroef Sjamsoeddin Jadi Dirut MIND ID
Selanjutnya: Solusi Bangun Gandeng Standard Chartered Fasilitasi Pembayaran Pembelian Beton
Menarik Dibaca: Kinerja Membaik, GOTO Kejar EBITDA Sebesar Rp 1,6 Triliun di Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News