kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepanjang 2019, GAPKI catat volume ekspor produk sawit sebesar 35,7 juta ton


Kamis, 06 Februari 2020 / 10:58 WIB
Sepanjang 2019, GAPKI catat volume ekspor produk sawit sebesar 35,7 juta ton
ILUSTRASI. GAPKI catat volume ekspor produk sawit sebesar 35,7 juta ton sepanjang tahun 2019. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/ama.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, sepanjang tahun 2019 volume ekspor produk sawit Indonesia mencapai 35,7 juta ton, atau naik sebanyak 4% dari tahun sebelumnya.

Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono mengatakan, nilai ekspor produk minyak sawit termasuk oleokimia dan biodiesel pada tahun 2019 lalu diperkirakan mencapai US$ 19 miliar. "Angka tersebut lebih rendah sekitar 17% apabila dibandingkan dengan ekspor produk minyak sawit tahun 2018 yang nilainya mencapai US$ 23 miliar," ujar Mukti di dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (5/2).

Baca Juga: Konsumsi rumah tangga masih jadi pendorong pertumbuhan ekonomi semester I 2020

Kemudian, destinasi utama ekspor produk minyak sawit Indonesia di tahun 2019 adalah China, yaitu sebanyak 6 juta ton, India sebanyak 4,8 juta ton, serta Uni Eropa sebanyak 4,6 juta ton. Namun, ekspor tersebut tidak termasuk produk oleokimia dan juga biodiesel. Khusus untuk produk oleokimia dan biodiesel, ekspor terbesar Indonesia adalah ke China, yaitu 825 ribu ton. Diikuti oleh Uni Eropa sebanyak 513 ribu ton.

Ekspor minyak sawit ke Afrika juga tercatat naik sebanyak 11% menjadi 2,9 juta ton di tahun 2019 dari yang sebelumnya hanya sebesar 2,6 juta ton di tahun 2018. Hal ini menunjukkan jika tren meningkat dari tahun ke tahun, serta akan memberikan sinyal positif bagi pasar produk minyak sawit Indonesia.

Memasuki tahun 2020, Mukti memperkirakan kebutuhan minyak dalam negeri mencapai 8,3 juta ton untuk biodiesel, di mana memungkinkan akan berpengaruh pada ketersediaan produk minyak sawit untuk ekspor. Meskipun kondisi ekonomi dunia tahun 2020 masih belum menentu, tetapi GAPKI tetap optimis jika industri sawit Indonesia tetap memiliki prospek yang baik.

Sebagai usaha untuk memperhatikan berbagai tantangan serta peluang pasar ekspor maupun domestik dalam negeri, serta adanya iklim usaha yang lebih berpihak kepada peningkatan investasi, maka GAPKI menyarankan program kerja seluruh stakeholder sawit di tahun 2020 perlu difokuskan pada beberapa hal.

Baca Juga: Produksi CPO Mahkota Group (MGRO) tahun lalu 213.000 ton, tahun ini bakal melandai

Pertama, peningkatan produktivitas baik melalui perbaikan teknik produksi maupun replanting. Kedua, mendorong percepatan implementasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Ketiga, mendorong pengembangan ekspor terutama di negara tujuan ekspor baru dan penanganan berbagai hambatan perdagangan di pasar global. Keempat, meningkatkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap minyak sawit dan produk turunannya, serta memperluas dan mengembangkan kampanye positif sawit yang efektif, baik di dalam negeri maupun di berbagai negara tujuan ekspor utama.

"Dengan memperhatikan berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi pada tahun 2020 serta dukungan pemerintah yang sangat besar terhadap industri sawit, maka GAPKI optimis tahun 2020 industri kelapa sawit akan lebih baik dari tahun sebelumnya," kata Mukti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×