Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
“Jangan sampai nanti ketika disediakan SPKLU, ternyata di kota tersebut tidak ada kendaraan listrik,” ungkap Dwi, Jumat (31/1).
PLN juga berharap pembangunan SPKLU bisa melampaui rencana awal. Ini tentu dengan catatan kebutuhan masyarakat terhadap SPKLU terus meningkat di beberapa kota.
Setidaknya terdapat 3 jenis SPKLU yang akan dibangun oleh PLN. Pertama SPKLU Slow Charging yang memiliki waktu pengisian daya cukup lama yakni sekitar 4 jam sampai 5 jam dan bisa melalui sambungan listrik di rumah.
Kedua, SPKLU Normal Charging yang memiliki durasi pengisian daya sekitar 2 jam sampai 4 jam. SPKLU ini umumnya ditempatkan di pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran, lahan parkir bandara, stasiun kereta api, hingga terminal bus.
Baca Juga: PLN akan mengantongi Rp 4,91 triliun dari penerbitan obligasi dan sukuk
Ketiga adalah SPKU Fast and Ultra Charging yang memungkinkan pengisian daya bisa berlangsung sekitar 30 menit sampai 90 menit. “SPKLU seperti ini biasanya ditempatkan di area peristirahatan di jalan tol,” imbuh dia.
Lebih lanjut, untuk mendorong efektivitas pembangunan SPKLU dan program kendaraan listrik, PLN bekerja sama dengan 20 perusahaan dari berbagai bidang seperti jasa transportasi, produsen kendaraan, jasa keuangan, energi, hingga pusat perbelanjaan dan hiburan.
Di antaranya adalah Grab, Gojek, Bluebird, Transjakarta, Mobil Anak Bangsa (MAB), BYD, Pos Indonesia, Jasa Marga, Pertamina, Angkasa Pura, Pembangunan Jaya Ancol, Bank Central Asia, Lippo Mall, Nissan, BMW, DFSK, Mitsubishi, Prestige Image Motorcars, Gesits, dan BMW.
“Kerja sama dengan beberapa perusahaan terkait program kendaraan listrik berbasis baterai dilakukan PLN pada 16 Oktober tahun lalu,” terang Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News