Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bantuan subsidi atau insentif kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) yang diusung pemerintah nampaknya belum mampu menarik minat masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan yang rendah karbon.
Salah satu emiten produsen kendaraan listrik dengan merek dagang SELIS, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) bahkan mencatat, pihaknya belum pernah melayani pelanggan yang akan mengkonversi motornya. Padahal sebelumnya SLIS menargetkan dapat mengkonversi 5.000 unit motor listrik SELIS sampai akhir tahun 2023.
“Untuk motor konversi yang mendapatkan subsidi, kami belum pernah,” tutur Pricilla Jane Halim, Corporate Secretary PT Gaya Abadi Sempurna Tbk kepada Kontan, Rabu (22/11).
Pricilla sendiri tidak menjelaskan lebih lanjut terkait alasan konversi motor listrik kurang diminati. Yang jelas, pihaknya sudah menyiapkan 48 service center atau bengkel, dengan dana investasi sebesar Rp 1,2 miliar atau perhitungan Rp 25 juta untuk pengembangan per bengkelnya.
Baca Juga: Penjualan Sepeda Tak Lagi Melaju
Bengkel tersebut sudah secara resmi beroperasi sejak dikeluarkannya sertifikat konversi dari pemerintah.
Karena sepi peminat, saat ini SLIS akan fokus untuk menjual kendaraan yang baru. Dia mencatat hingga saat ini baru ada 150 kendaraan yang terjual dengan skema insentif pemerintah.
“Ada 5 tipe yang sudah bisa dibeli menggunakan skema bantuan pemerintah. hingga ini, kurang lebih 150 unit,” ungkapnya.
Tipe kendaraan roda dua yang bisa dibeli dengan menggunakan insentif pemerintah di SLIS di antaranya, Emax Lithium, Emax Sla, Agats Lithium, Agats Sla, Neo Scootic, dan Go Plus.
Baca Juga: Tren Berganti, Penjualan Sepeda di Indonesia Menyusut Tahun Ini
Untuk diketahui, Pemerintah menetapkan subsidi pembelian motor listrik baru berbasis baterai sebesar Rp 7 juta untuk 200.000 unit motor.
Kemudian, pemerintah juga memberikan subsidi sebesar Rp 7 juta yang kini dinaikkan menjadi Rp 10 juta untuk konversi motor BBM menjadi motor listrik sebanyak 50.000 unit. Seluruh produksi dan konversi motor dilakukan di Indonesia.
Selain itu, Kementerian Perindustrian mengusulkan sebanyak 35.900 unit mobil dan 138 unit bus untuk diberikan subsidi KBLBB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News