Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Adi Wikanto
Hans juga menyampaikan, di tahun 2019, walaupun performance perseroan sungguh menggembirakan, tentunya tidak luput dari banyak tantangan baik internal maupun eksternal yang dihadapi Perseroan.
"Antara lain kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Propinsi dan harga sewa properti. Kenaikan biaya tersebut mempunyai dampak yang cukup signifikan terhadap biaya operasional perusahaan," kata Hans.
Selain itu, menurut Hans tantangan internal yang dihadapi Perseroan adalah peningkatan kompetensi karyawan agar senantiasa dapat memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. Tantangan lain adalah kesiapan sarana teknologi informasi yang mendorong operasi bisnis untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan Perseroan.
"Kami memastikan bahwa semua proses bisnis dilakukan secara efektif dan efisien dengan lebih banyak menggunakan kecanggihan dari teknologi informasi," katanya.
Baca Juga: Penjualan Wilmar Cahaya Indonesia (CEKA) kuartal I-2020 naik 24,17%
Terkait perubahan pola perilaku konsumsi masyarakat manajemen semakin mempertajam strategi penjualan dengan melakukan upaya-upaya kustomisasi, antara lain dengan melakukan store clustering sesuai dengan karakteristik gerai dan meningkatkan digital marketing dan customer relationship management yang mengedepankan personalisasi. Dalam upaya memenangkan persaingan dan meningkatkan penjualan, Perseroan berusaha memanfaatkan data perilaku belanja konsumen yang dimiliki dengan meningkatkan kemampuan analisis maha data (big data analytic).
Hans menambahkan, hal lain yang menjadi perhatian perseroan adalah terkait upaya menjadikan gerai AMRT sebagai gerai komunitas yang sungguh bisa memberikan nilai dan kontribusi bagi komunitas di lingkungan sekitarnya. Tidak hanya sebagai gerai persediaan barang-barang kebutuhan pokok dan sehari-hari dengan harga yang terjangkau, tapi juga memberikan layanan-layanan lain yang terus dikembangkan supaya bisa memberi kemudahan bagi konsumen dan dapat diandalkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News