Reporter: Umi Kulsum, Yusuf I Santoso | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Peralihan kepemilikan saham perusahaan elektronik Sharp ke Foxconn Technology Group asal Taiwan tak menghalangi rencana ekspansi Sharp di Indonesia. Kali ini, Sharp berencana membangun pabrik pendingin udara atau Air Conditioning (AC) di Indonesia.
Rencana pendirian pabrik AC itu, setelah Sharp merelokasi pabrik lama dari Pulo Gadung, Jakarta ke pabrik terpadunya di Karawang, Jawa Barat awal 2016 lalu. Pabrik terpadu seluas 31 hektare (ha) tersebut memproduksi mesin cuci dan kulkas.
Herdiana Anita, General Manager Product Planning Division PT Sharp Electronics Indonesia memastikan, rencana produksi AC akan dilakukan di pabrik di Karawang. “Ke depan kami membangun pabrik AC, mungkin beroperasi 2 tahun-3 tahun ke depan,” kata Herdiana di Jakarta, Kamis (22/9).
Nah, pembangunan fasilitas produksi pendingin udara tersebut setelah Sharp melihat adanya kenaikan kebutuhan AC di Indonesia. Selain itu, keinginan memproduksi AC di Indonesia juga karena jenis produk AC yang dibutuhkan di Indonesia berbeda dari negara lainnya.
"Orang Indonesia suka AC bermotif seperti motif bunga-bunganya, maunya yang low watt. Berbeda dengan di luar negeri yang suka AC inventer," jelas Herdiana. Selama ini, Sharp memenuhi permintaan AC di Indonesia dengan cara impor dari pabrik mereka yang ada di Thailand.
Untuk membangun pabrik AC tersebut, itu Sharp mengalokasikan belanja senilai
Rp 300 miliar. Jika pabrik baru tersebut dibangun di Karawang, maka pabrik AC itu akan bersanding dengan pabrik mesin cuci dan pabrik kulkas yang sudah ada.
Selain karena potensi pasar AC yang berpotensi tumbuh, Herdiana menjelaskan, keinginan membangun pabrik AC di Indonesia seiring kenaikan penjualan Pada semester pertama 2016, Sharp mengklaim, kenaikan penjualan AC 10% ketimbang periode yang sama tahun 2015.
Untuk itu Herdiana optimistis, permintaan AC Sharp akan naik 8% rata-rata per tahun sampai tahun 2017. Salah satu pemicunya adalah, naiknya jumlah hunian dan juga adanya proyek hunian vertikal.
Potensi pasar AC yang berpeluang tumbuh, juga disampaikan Ronny Heribertus, Assistant General Manager Air Conditioner PT Panasonic Gobel Indonesia. Meski begitu, Ronny bilang, pertumbuhan pasar AC pada semester kedua melambat ketimbang semester pertama. "Karena Juli dan Agustus penjualan tertekan karena habis Lebaran," kata Ronny kepada KONTAN, Kamis (22/9).
Asal tahu saja, Panasonic terbilang lebih dulu ketimbang Sharp dalam merealisasikan pabrik AC di Indonesia. Terkait untuk pengembangan pasar, Ronny menjelaskan, Panasonic fokus memproduksi AC dengan label bintang 4. "Target penjualan kami masih on-track dan leading dengan pangsa pasar 30% di semester II 2016," jelas Ronny.
Kata Ronny, pasar AC di Indonesia cukup bagus dan ke depan konsumen lebih cerdas lagi memilih AC hemat energi untuk mendukung peraturan pemerintah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News