kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siap Ekspor Produk Obat Anemia, Kalbe Farma (KLBF) Akan Tambah Kapasitas Produksi


Senin, 23 Oktober 2023 / 22:50 WIB
Siap Ekspor Produk Obat Anemia, Kalbe Farma (KLBF) Akan Tambah Kapasitas Produksi
ILUSTRASI. Penyerahan izin edar obat EFESA produksi Kalbe Farma oleh BPOM di Jakarta, Senin (23/10).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melalui produk obat terbarunya, obat anemia Efepoetin Alfa (EFESA), PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usaha mereka, Kalbe-Genexine Biologics (KGbio) mencoba kembali peruntungan ekspor mereka ke berbagai benua di dunia. 

Guna memenuhi tujuan itu, Direktur KLBF sekaligus Presiden Direktur KGbio, Sie Djohan mengatakan pihaknya siap menambah kapasitas baru bioreaktor atau peralatan yang mampu menyediakan sebuah lingkungan biologis agar terciptanya molekul obat EFESA.

“Saat ini kita mempunyai kapasitas yang tidak terlalu besar karena baru (diluncurkan). Tapi kita sedang membangun kapasitas baru bioreaktor yang baru, kapasitasnya sampai 1000 liter. Ini kita harapkan di tahun depan sudah beroperasi,” ungkapnya saat ditemui di acara Penyerahan Izin Edar Produk EFESA oleh BPOM di kawasan Pulo Gadung, Senin (23/10).

Di samping itu, Sie Djohan juga menjelaskan menganai mekanisme kerja obat. Cara kerja EFESA adalah memicu pembentukan sel darah merah di dalam tubuh, khususnya di dalam sumsum tulang.

Baca Juga: MPX Logistics (MPXL) Akan Angkut Limbah Batubara untuk Solusi Bangun Indonesia

“Sehingga EFESA ini bisa mengatasi anemia yang banyak terjadi pada pasien-pasien yang menderita penyakit ginjal kronis,” tambahnya.

Meski begitu, sekarang obat EFESA belum bisa dipasarkan karena baru mendapatkan izin edar BPOM, namun ia menambahkan akhir tahun 2023 EFESA diprediksi sudah bisa beredar. 

“Belum, ini kan baru mendapatkan izin edar, jadi kami sedang menyiapkan semua, produksi sudah, kemasan segala macem, jadi harapan kami dalam waktu tidak terlalu lama obat ini sudah beredar. mudah-mudahan akhir tahun atau awal tahun sudah beredar,” jelasnya.

Terkait ekspor, karena untuk kerjasama pengembangan produk ini KLBF melakukan joint venture dengan perusahaan Korea Selatan melalui KG Bio, sehingga perseroan memiliki hak untuk memasarkan produk baru ini nantinya di seluruh Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah dan seluruh Afrika dan seluruh Eropa.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Optimistis Bukukan Kenaikan Pendapatan dan Laba Tahun Ini

“Kami memiliki teritori yang cukup luas, ini merupakan salah satu molekul pertama di luar vaksin merah putih yang dikembangkan bahan bakunya, obat jadinya, uji kliniknya kita lakukan di Indonesia,” ungkap Sie Djohan.

Nantinya dari sisi BPOM, untuk urusan ekspor KLBF akan dibantu dengan diterbitkannya sertifikat atau certified pharmaceutical product. Yaitu semacam jaminan bahwa obat ini memang dibuat di Indonesia dengan standar yang sudah disepakati secara internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×