kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.913.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.250   24,00   0,15%
  • IDX 6.851   -64,40   -0,93%
  • KOMPAS100 998   -9,52   -0,94%
  • LQ45 763   -7,51   -0,97%
  • ISSI 225   -2,16   -0,95%
  • IDX30 393   -3,75   -0,95%
  • IDXHIDIV20 456   -3,10   -0,68%
  • IDX80 112   -1,14   -1,01%
  • IDXV30 113   -0,74   -0,65%
  • IDXQ30 128   -0,91   -0,71%

Signature Tower laris manis 5 tahun lagi


Senin, 01 Agustus 2016 / 21:34 WIB
Signature Tower laris manis 5 tahun lagi


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Pembangunan Gedung Signature Tower di kawasan SCBD menyita perhatian. Sebab, selain berdiri di kawasan strategis, gedung ini menjadi ikonik karena diprediksi menjadi gedung terjangkung di Indonesia.

Ferry Salanto, Associate Director Colliers International menilai potensi pasar untuk menempati gedung tersebut bervariasi. Tergantung kapan gedung tersebut mulai dioperasikan. Misalnya, pada 2-3 tahun mendatang dia memprediksi kurang menggairahkan.

Alasannya, masih banyak ruang dalam gedung di dekat kawasan tersebut yang belum terserap dengan baik. ”2017, 2018, 2019, pasar perkantoran di kawasan SCBD masih banyak,” ujar Ferry saat dikonfirmasi KONTAN, Minggu (31/7/2016).

Namun, dia menilai potensi pasar justru membaik saat gedung tersebut resmi dibuka 5 tahun mendatang. Hal itu dikarenakan, potensi pasar yang mulai membutuhkan gedung-gedung baru.

Dengan demikian, penyerapan terhadap adanya gedung ikonik itu bisa terjadi. Belum lagi, sebagai gedung ikonik, tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi perusahaan bermodal besar. ”Dalam jangka waktu itu juga, mulai sekarang marketing bisa bergerilya mencari dan mendekati perusahaan (tenant),” imbuhnya.

Hal itu dilakukan, karena penyerapan gedung ini nantinya juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Tak lain, karena memiliki luasan yang besar. Belum lagi, untuk bisa merayu calon perusahaan yang akan menempati.

Memiliki julukan gedung ikonik, juga akan mengerek biaya sewa nantinya. ”Kurun waktu itu juga ideal, kurang lebih 4 tahun yang akan datang banyak perusahaan habis masa sewanya di gedung yang ada saat ini. Mereka diprediksi akan mencari lokasi baru,” terangnya.

Harga sewa yang diprediksi besar, sebanding dengan infrastruktur yang disediakan. Kawasan SCBD saat ini, katanya, juga dinilai masih menarik. Terlebih, infrastruktur MRT (mass rapid transit) yang sedang digarap pemerintah saat ini menjadi nilai tambah.

Jaringan transportasi massal itu diprediksi rampung 2018 dan diprediksi membuat lokasi ini kian menarik. ”Lokasi oke, infrastruktur oke, ini akan membuat Jakarta menjadi kota yang diuntungkan, hal inilah yang bisa dijual,” katanya.

Selain perbaikan infrastruktur MRT yang ditargetkan selesai pada 2018, dia juga berharap adanya perbaikan ekonomi. Diantaranya kebijakan pemerintah yang menunjang itu adalah tax amnesty.

Pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) mendatang juga diharapkan mendukung pembangunan tersebut. ”Kita juga berharap, adanya perbaikan ekonomi di semester II tahun ini,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×