Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
TANGERANG. Ketika banyak rumahsakit swasta enggan melayani peserta program jaminan kesehatan nasional (JKN) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, PT Siloam International Hospitals Tbk justru sebaliknya. Bagian dari Grup Lippo itu justru mengincar potensi pendapatan dari keterlibatannya bermitra dengan BPJS.
Siloam menuturkan dua katalis positif yang mendukung potensi JKN. Pertama, minim kompetitor. "BPJS itu peluang sekaligus tantangan buat kami. Kami bisa dibilang satu-satunya rumahsakit swasta yang membuka pelayanan umum seperti ini," ujar Presiden Direktur Siloam Hospitals Group Romeo Fernandez Lledo, Senin (15/9).
Kedua, potensi kepesertaan JKN yang besar. Rumahsakit yang tak lain adalah emiten berkode SILO di Bursa Efek Indonesia itu bahkan telah memiliki perhitungan bisnis berupa tes pasar dan evaluasi program JKN.
Sayangnya, Romeo masih enggan menyebutkan detail perhitungan bisnisnya. Yang pasti, salah satu strategi Siloam adalah melakukan subsidi silang antara Siloam Hospital yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas atas dengan Rumah Sakit Umum Siloam (RSUS) yang akan melayani program dari BPJS tersebut. "Kami melihat ada peluang yang besar karena pada 2019 semua penduduk Indonesia akan ter-cover BPJS," kata Romeo.
Rencananya, jika tak ada aral, akhir tahun nanti Siloam Hospitals akan beroperasi di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Rumahsakit itu juga akan melayani program dari BPJS. Dus, jumlah rumahsakit Siloam yang melayani program dari BPJS akan genap tiga. Dua yang sudah beroperasi ada di Lippo Village, Banten dan Purwakarta, Jawa Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News