kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lippo fokuskan Siloam di domestik


Rabu, 10 September 2014 / 08:00 WIB
Lippo fokuskan Siloam di domestik
ILUSTRASI. Manfaat ketumbar untuk kesehatan.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Setelah mencatatkan PT Siloam International Hospitals Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun lalu, Grup Lippo segera menyusun strategi. Konglomerasi yang kini dipimpin James Riady itu berencana mengembangkan bisnis kesehatannya di dalam negeri sekaligus di luar negeri.

Strategi Grup Lippo, begini, pertama, ekspansi bisnis kesehatan di dalam negeri. Demi memperkuat ekspansi di Tanah Air, grup perusahaan itu akan menempatkan Siloam International sebagai nahkoda. "Siloam akan fokus mengembangkan rumahsakit di Indonesia," ujar  Head of Corporate Communication PT Lippo Karawaci Tbk Danang Kemayan Jati kepada KONTAN, Selasa (9/9).

Berdasar catatan KONTAN, tahun ini Siloam International siap mengalokasikan belanja modal Rp 900 miliar. Perusahaan itu akan memakai dana itu untuk membangun lima rumahsakit baru. 

Hingga akhir 2013 Siloam International telah mengoperasikan 16 rumahsakit. Plus, sedang  membangun 21 rumahsakit. Perusahaan itu menargetkan empat sampai lima rumahsakit siap beroperasi tahun ini. Sementara target perusahaan itu dari 2015-2017 adalah membangun 19-20 rumahsakit anyar.

Namun, ekspansi Siloam International tak hanya membangun rumahsakit. Perusahan berkode SILO di BEI itu juga mengakuisisi rumahsakit dan pusat layanan kesehatan. Tahun lalu misalnya, perusahaan itu mengakuisisi Klinik Utama Jantung di Cinere, Depok, Jawa Barat.

Dalam wawancara kepada Bloomberg TV, 8 September 2014, James Riady menyatakan peluang bisnis kesehatan di Indonesia masih besar. Salah satu trigger positif adalah jumlah penduduk yang besar. "Saat ini belanja kesehatan Indonesia baru 3% dari Produk domestik bruto (PDB) dan dalam 10 atau 15 tahun ke depan minimal akan menjadi 8%. Ini adalah pertumbuhan yang fantastis," ujarnya.

Grup Lippo juga tak khawatir atas rencana pemerintahan baru di bawah Joko Widodo (Jokowi) yang kini akan gencar menerapkan program kesehatan pemerintah. Alasan James, Grup Lippo mengincar pasar yang berbeda yakni bermain di bisnis kesehatan dengan layanan berkualitas. 

Bidikan grup perusahaan itu tersokong pertumbuhan kelas menengah di Indonesia. Meski di sisi lain, Grup Lippo juga berharap bisa bersinergi dengan program jaminan kesehatan pemerintah itu.

Seperti Anda ketahui, selain program kesehatan pemerintah di bawah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang sudah dicetuskan sebelum Jokowi terpilih, Jokowi juga ngebet ingin menerapkan program kesehatan. Nama program itu Kartu Indonesia Sehat.

Investasi US$ 5 miliar

Strategi kedua, ekspansi bisnis kesehatan di luar negeri. Pilihan Grup Lippo belum jauh, masih di Asia Tenggara atau ASEAN. "Dalam spirit ASEAN dimana Indonesia sebagai pemimpin, kami akan melihat berbagai kesempatan bisnis di ASEAN lima sampai tujuh kedepan," kata Danang.

Negara tujuan Grup Lippo adalah adalah Filipina, Vietnam, dan Myanmar. Hanya saja Danang belum bisa membeberkan detail bagaimana caranya Grup Lippo akan memasuki bisnis di tiga negara itu. Danang tak memberikan penjelasan, apakah akan mendirikan perusahaan anyar atau memilih menjalin kongsi dengan perusahaan lokal.

Yang pasti di negara itu, bisnis kesehatan adalah satu dari dari tiga sektor yang akan dikembangkan. Dua sektor bisnis lain adalah ritel dan makanan. Mengutip pemberitaan Reuters, Grup Lippo siap berinvestasi hingga US$ 5 miliar untuk mendanai ekspansi bisnis di Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×